Satia Bagdja Tepis Soal Pengaruh Mistis di Bali
Percaya atau tidak, kisah mistis di Bali acap kali menjadi pengalaman yang kerap dibawa pulang para pelaku sepak bola.
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Selain taktik, strategi, dan skill individu, dunia sepak bola juga tidak lepas dari aroma mistisme yang sering kali diyakini bisa memengaruhi penampilan tim lawan.
Aroma takhayul tersebut digadang-gadang bisa terjadi pada gelaran Piala Presiden 2015 yang berlokasi di Bali.
Percaya atau tidak, kisah mistis di Bali acap kali menjadi pengalaman yang kerap dibawa pulang para pelaku sepak bola. Namun, hal absurd itu dibuang jauh-jauh dari pemikiran pelatih Persija Jakarta.
"Saya pernah dua tahun berkarier di Bali. Tidak pernah percaya soal itu meski banyak yang cerita. Logikanya, kenapa Indonesia tidak bisa tembus ke Piala Dunia kalau bisa dengan cara mistis?" ungkap Satia Bagdja, asisten pelatih Persija.
Pada persaingain Grup C, Persija bakal bersaing dengan Mitra Kukar, Persita Tangerang, dan tuan rumah Bali United. Faktor keuntungan tuan rumahlah yang cukup dikhawatirkan Satia dalam memetakan peluang lolos ke fase delapan besar.
"Saya lebih mengedepankan nalar. Kalau ngomong peluang, tentu Bali United paling diunggulkan. Main di depan publik dan lingkungan cuaca yang biasa kita tinggal jadi poin tambahan mereka. Di samping kualitas tim, sisanya hanya keberuntungan," ujar pria berambut putih itu.
Tidak ketinggalan, faktor kebugaran fisik yang dimiliki tim asuhan Indra Sjafri juga patut diwaspadai. Namun, tim pelatih Macan Kemayoran sudah menyiapkan skema khusus untuk meraih poin dari tuan rumah pada laga perdana yang dimainkan di Stadion Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (30/8/2015).
"Kebugaran fisik pemain memang faktor penting dalam sepak bola. Tapi, perang strategi juga lebih menentukan. Itu yang sedang kita siapkan," ujarnya.