Senin, 6 Oktober 2025

Suharno: Kalau Sudah Begini, Siapa Yang Bertanggung Jawab?

Meski tak jelas kapan bisa digelar kembali, namun itu tidak mematahkan semangat tim Arema untuk tetap berlatih.

Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Surya/Hayu Yudha Prabowo
Pelatih Arema Cronus, Suharno (kanan) berbincang dengan Fabiano Beltrame saat latihan Arema Cronus di Lapangan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jumat (2/1/2015). SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Konflik antara PSSI dan Menpora mengakibatkan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) terhenti. Para pelaku sepak bola mulai dari pemain, pelatih, dan manajemen klub menjadi korban.

Mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan sebagian besar klub profesional di Indonesia menghentikan semua kegiatan timnya.

Melihat kondisi ini pelatih Arema, Suharno prihatin. "Kalau sudah begini siapa yang mau tanggungjawab? Konflik yang berimbas pada terhentinya kompetisi membuat banyak pemain dan pelatih kehilangan pekerjaan. Manajemen klub pun sudah tidak bisa membayar gaji pemain, karena tidak ada sponsor yang mau meneruskan kerjasama, karena tidak ada pertandingan. Siapa yang bisa tanggungjawab dengan nasib pemain, pelatih, dan klub," kata Suharno kepada Harian Super Ball, Jumat (5/6/2015).

Meski tak jelas kapan bisa digelar kembali, namun itu tidak mematahkan semangat tim Arema untuk tetap berlatih. Pelatih Arema, Suharno mengatakan, manajemen dan tim pelatih memutuskan untuk tetap menggelar latihan.

Tujuannya adalah untuk menjaga kekompakan dan persiapan tim seandainya kompetisi musim depan bisa digelar.

"Kami tetap menggelar latihan untuk menjaga kekompakan, skill, stamina pemain. Dengan demikian, kami bisa siap jika kompetisi digelar kapanpun. Rencananya kami akan menggelar uji coba dengan Bali United Pusam pada 13 Juni 2015," kata Suharno kepada Harian Super Ball.

Suharno dan timnya memang tergolong yang bernasib baik, karena manajemen Singo Edan tetap memutuskan untuk tetap berlatih. Namun manajemen hanya mampu membayar gaji sebesar 25 persen dari kontrak.

"Manajemen memiliki kebijakan untuk tetap melanjutkan aktivitas tim dengan terus berlatih, meski tidak tahu untuk laga yang mana. Tetapi akhirnya manajemen tetap tidak bisa memberikan gaji full seperti sebelumnya, karena klub tidak ada pemasukan dari sponsor," ucap Suharno.

Suharno berujar, pihak-pihak yang masih berseteru hingga sekarang seolah tidak memiliki keperdulian terhadap nasib para  pesepak bola.

"Kami masih beruntung bisa mendapat penghasilan, tetapi bagaimana dengan yang lain. Sebentar lagi Ramadhan dan Lebaran. Dengan apa para pemain dan pelatih memenuhi kebutuhan keluarganya jika kompetisi tidak kunjung digelar. Pekerjaan kami hanya di sepak bola, jika kompetisi dihentikan, bagaimana nasib keluarga kami," ujar Suharno.

Suharno meminta kepada pihak-pihak yang berkonflik untuk segera menyelesaikan permasalahan sepakbola dalam negeri.

"Kalau konflik ini terus berlarut-larut, bagaimana peluang digelarnya kembali kompetisi musim depan. Kalau tidak jadi digelar lagi, maka penderitaan pemain, pelatih, dan klub makin panjang. Kami jelas tidak bisa melanjutkan latihan, karena benar-benar tidak ada pemasukan untuk operasional tim," terang Suharno.

Oleh karena itu, Suharno meminta kepada PSSI dan Menpora agar sama-sama bijaksana dalam mengambil keputusan.

"Kedua pihak harus berpikir dengan wise. Jangan dahulukan ego masing-masing. Nasib kami ada di sepak bola. Kami tidak mau ikut berkonflik, yang kami tahu hanyalah berlatih dan bertanding. Hanya dengan itu sajalah kami bisa menghidupi keluarga," tutur Suharno.

Halaman
12
Sumber: Super Skor
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
Persita
7
4
1
2
9
9
0
13
3
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved