PSSI Dibekukan
Perbedaan Penanganan Kasus FIFA dan PSSI Menurut Wapres
Jusuf Kalla mengapresiasi penangkapan para petinggi FIFA, yang diduga terlibat kasus suap dan pengaturan pertandingan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengapresiasi penangkapan para petinggi FIFA, yang diduga terlibat kasus suap dan pengaturan pertandingan.
Ia menilai tindakan keras tersebut adalah sesuatu yang harus dilakukan, untuk memperbaiki dunia persepakbolaan kedepannya.
"Itu suatu langkah yang baik, prinsip Olah raga itu kan sportif, jujur, nah kalau memang yang mengatur tidak jujur, berarti tidak sportif," kata Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (28/5/2015).
Walau pun sejumlah petinggi FIFA itu termasuk Wakil Presiden FIFA Jeffrey Webb diamankan, namun kompetisi tetap jalan dan tidak terganggu.
Hal itu berbeda dengan apa yang terjadi terhadap Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), yang dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora).
"Kalau FIFA kemudian kan yang ditangkap orangnya yang bersalah, bukan FIFA-nya yang dibekukan, sehingga sepakbola tetap jalan," ujarnya.
Sedangkan untuk kasus PSSI, menurut Wapres seharusnya yang ditindak adalah orang-orang yang diduga bermasalah.
Namun Menpora, Imam Nahrawi justru membekukan PSSI, dan membentuk tim transisi. Alhasil Kepolisian pun tidak mau lagi mengeluarkan izin untuk PSSI, sehingga kompetisi sepakbola di Indonesia untuk sementara dihentikan.
"Kalau FIFA yang diambil tindakan itu orangnya yang berbuat. memang sedikit berbeda dengan Indonesia, yang diambil tindakannya (di Indonesia), mustinya kalau salah (yang ditindak) orangnya, bukan PSSI-nya," ujar Wapres.
Ia mengakui dunia persepakbolaan di Indonesia harus terus dikembangkan, karena selama ini belum juga menunjukan hasil yang menggembirakan. Terkait konflik PSSI kemenpora, menurut nya yang terpenting adalah kompetisi sepakbola harus tetap hidup.