PSSI Dibekukan
Hinca Tetap Tersenyum Salami Imam Nahrawi
Dalam kesempatan itu, Imam memaparkan tiga macam solusi untuk menyelesaikan konflik antara Kemenpora dengan PSSI
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM --- Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Imam Nahrawi hadir terlebih dulu di ruang kerja Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di Istana Wapres, Jakarta Pusat kemarin pagi, Senin (25/5/2015).
Dalam kesempatan itu, Imam memaparkan tiga macam solusi untuk menyelesaikan konflik antara Kemenpora dengan Persatuan Sepakboal Seluruh Indonesia (PSSI).
Imam menawarkan tiga pilihan, yakni memperkuat tim transisi PSSI, mencabut pembekuan pengurus PSSI, dan yang terakhir adalah meneruskan pembekuan. Wapres memilih pilihan kedua, mencabut pembekuan. Setelah sepakat, Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan pun dipanggil ke dalam ruang.
Yang pertama disalami Hinca adalah sang tuan rumah Jusuf Kalla, lalu ia bersalaman dengan Imam, orang yang mengeluarkan Keputusan Menpora nomor 0137 Tahun 2015, yang berisi pembekuan pengurus PSSI, dimana salah satunya adalah Hinca. Dalam kesempatan itu, untuk pertama kalinya Imam bertemu pimpinan PSSI, pascapembekuan pengurus pada 18 April lalu.
Saat menyalami Imam, Hinca tersenyum, begitu pun Imam seolah tidak ada permusuhan sebelumnya. Padahal pada 20 April lalu Ketua Umum PSSI, La Nyala Mataliti sempat berusaha menemui Imam, namun gagal. Wapres kemudian memaparkan solusi untuk mencabut pembekuan, sehingga kompetisi sepakbola bisa dilanjutkan, dengan PSSI sebagak penyelenggaranya. Ketiganya langsung sepakat.
Dalam pertemuan tersebut, juga hadir Ketua Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo. Kedua orang itu pun menyambut baik kesepakatan antara Imam dan Hinca.
Mereka kemudian keluar ruangan untuk menemui wartawan dan memberitahukan kabar baik tersebut. Sementara Imam langsung pergi melalui pintu depan Istana Wapres, menuju Istana Presiden. Rencananya Imam akan melaporkan kesepakatan tersebut ke Presiden Joko Widodo.
Kepada wartawan dalam kesempatan itu, Wapres menjelaskan selain kompetisi diteruskan, kepengurusan PSSI yang diketuai La Nyala juga dipertahankan, serta memperkuat keberadaan tim Transisi PSSI.
Juru bicara Jusuf Kalla, Husein Abdullah mengatakan usaha Wapres sudah membuka komunikasi dengan Imam dan La Nyala Mataliti sejak lama, berusaha untuk mendamaikan keduanya. Sedianya pertemuan tersebut digelar pekan lalu, namun pekan lalu La Nyala harus pergi ke Zurich, sedangkan Imam harus menghadiri kunjungan kerja ke Kupang.
Hingga hari Rabu lalu (20/5), Wapres pun harus terbang ke Jepang. Alhasil usaha mempertemukan Imam dan La Nyala harus ditunda. Hingga pekan ini, La Nyala masih berhalangan, hingga akhirnya Hinca yang mendampingi.
"Tapi pak JK sudah berbicara via telepon dengan La Nyala, dengan pak Imam Nahrawi juga, semua sepakat untuk meneruskan kompetisi," katanya.
Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres, Selasa (26/5/2015), menjelaskan bahwa ia mengusulkan agar keputusan pembekuan pengurus PSSI direvisi. Pasalnya semua pihak sudah setuju untuk meneruskan kompetisi, dan PSSI lah yang berwenang menggelar kompetisi tersebut, maka pembekuan harus disudahi.
Sebelum mendamaikan PSSI dan Kemenpora, ia juga sudah melapor ke Joko Widodo. Wapres diamanatkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Keduanya sepakat untuk meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia.
"Kita perbaiki bola harus prestasinya naik. Untuk prestasi naik itu hukum yang pertama harus ada kompetisi, karena kompetisi menyebabkan pemain latihan, ada aktifitas, ada penonton. Untuk berkompetisi harus ada yang mengatur, Itu PSSI," katanya.