PSSI Dibekukan
Tantowi Yahya Minta Kemenpora dan PSSI Selesaikan Konflik
Hanya itu yang bisa dilakukan, karena bila konflik semakin tajam, sepak bola yang akan mati, bukan Kemenpora dan PSSI.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik PSSI dan Kemenpora saat ini memasuki masa kritis setelah Menpora Imam Nahrawi mengumumkan Tim Transisi yang akan menjalankan kompetisi baru. Dalam perkembangannya, belum genap dua hari umur Tim tersebut, dua anggota Tim Transisi mengundurkan diri, yaitu Velix Wanggai dan Darmin Nasution.
Sementara itu, sikap penolakan ditunjukkan banyak klub Indonesia Super League (ISL) atas Tim Transisi dengan alasan legalitas Liga Baru bentukan Menpora tidak mendapat pengakuan FIFA.
Apalagi dua klub ISL, yakni Persipura dan Persib, saat ini lolos dari fase group AFC Cup. Belum lagi Timnas U-23 juga tengah dalam pematangan sebelum berangkat ke Sea Games Singapura 2015.
Bisa dibayangkan bila saksi FIFA turun, klub dan Timnas Indonesia akan dilarang tampil di ajang-ajang internasional.
Menanggapi situasi kritis di atas, anggota DPR RI, Tantowi Yahya, mengatakan bahwa sepak bola harus dilihat bukan sekedar olahraga belaka. Lebih dari itu, sepak bola adalah sarana pemersatu bangsa.
“Apa yang akan terjadi bila Persipura dan Persib yang tengah on fire di AFC Cup harus terhenti langkahnya, bukan karena kalah bertanding, tetapi dilarang FIFA. Masyarakat Papua dan Jawa Barat tentu akan marah kepada Kemenpora,” kata Tantowi dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Senin (11/5).
Apalagi, lanjut penggemar bola ini, posisi Persipura di mata rakyat Papua bukanlah sekedar klub biasa. Lebih dari itu, Persipura adalah ikon kultural daerah.
“Papua ya Persipura, Persipura ya Papua. Bahkan saking bangganya rakyat Papua terhadap Persipura, tahun 1970-an group band Black Brothers membuat lagu berjudul Persipura,” tambah Wakil Ketua Komisi I ini.
Di sisi lain, belum lama ini Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Papua berjanji terus berupaya membangun kepercayaan rakyat Papua dengan pendekatan kesejahteraan. Bila sanksi FIFA benar-benar turun, maka hal tersebut berpotensi menjadi hambatan dalam stabilitas Papua.
“Kita tahu di Papua saat ini masih ada tantangan dan gangguan keamanan. Saya berharap di tengah situasi yang seperti ini pemerintah tidak menyulut potensi gangguan yang lebih besar seperti bila Persipura tak bisa bertanding di AFC Cup”, ujar politisi yang juga artis penyanyi ini.
Solusinya, ujar Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) ini, Kemenpora dan PSSI harus duduk bersama dan mencari solusi.
“Hanya itu yang bisa dilakukan, karena bila konflik semakin tajam, sepak bola yang akan mati, bukan Kemenpora dan PSSI. Jangan sampai kebijakan diambil karena anti dengan orang tertentu, itu bahaya sekali,” tutup Tantowi.