Tunggu Dokumen, Abu Jenazah Miroslav Janu Dititipkan di Juanda

Laporan Wartawan Surya, Fatkhul Alami

TRIBUNNEWS.COM - Keinginan Ny Jitcha Janu (istri almarhum Miroslav Janu) agar abu jenazah suaminya secepatnya dikirim ke Republik Ceko, hampir pasti tidak terpenuhi. Pasalnya abu jenazah pelatih Persebaya Divisi Utama (DU) harus menunggu proses kelengkapan dokumen-dokumen yang masih diurus di Kedutaan besar (Kedubes) Republik Ceko.

Manajer tim Persebaya DU, Bambang Pramukantoro, menjelaskan, proses pengiriman abu jenazah masih membutuhkan waktu. Prosesi kremasi saja baru selesi dilakukan di Krematorium Jala Pralaya Juanda Sidoarjo, Senin (28/1/2013).

"Abu jenazahnya baru bisa diambil Senin (28/1/2013) sore. Setelah itu, kami menyerahkan kelengkapan dokumen-dokumen administrasi ke Kedutaan Ceko di Jakarta," sebut Bambang kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Senin (28/1/2013).

Bambang mengaku, pihaknya sudah bertemu dengan Petr Dolezal selaku Political, Consular, Cultural, Perss Affairs Embassy of the Czech Republic usai prosesi kremasi jenazah Janu. Selain Bambang, pembicaraan dengan Dolezal juga ada Direktur Utama PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) selaku pengelola tim Persebaya DU. "Secepatnya kami akan menyerahkan dokumen-dokumen ke Kedutaan Ceko. Begitu selesai abu jenazah Janu akan dikirim ke negaranya," jelas Bambang.

Setelah prosesi kremasi selesai, kata Bambang, abu Jenazah akan dititipkan di Krematorium Jala Pralaya Juanda. Selanjutnya, setelah urusan dokumen-dokumen selesai, abu jenazah Janu langsung dikirim ke Ceko. "Ya, mungkin membutuhkan waktu satu minggu lah," ucap Bambang.

Petr Dolezal menguakui, pihak kedutaan hanya mengurusi soal dokumen-dokumen administrasi saja. Setelah semua dokumen terkait meninggalnya Janu beres, maka abu jenazah bisa dikirim ke Ceko. "Kami tidak mengurusi soal abu jenazah Janu, itu nanti ditangani manajemen Persebaya. Pengiriman melalui jasa paket antarnegara," tutur Dolezal.

Ia yang tiba di Krematorium Jala Pralaya Juanda pukul 11.00 Wib mengikuti upacara penghormatan terakhir jenazah Janu sebelum dikremasi secara khitmad. Ia yang mengenakan baju lengan panjang warna putuh mengaku, istri Janu tidak bisa datang ke Surabaya dan menyerahkan ke Kedutaan Republik Ceko. "Istrinya (Ny Jitcha Janu) memutuskan tidak ke Surabaya. Semua urusan dipercayakan kepada kedutaan," terang Dolezal.

Sementara itu, sebelum jenazah Janu dimasukan ke ruang krematerium di Desa Gisikcemandi, Sedati, Sidoarjo, lebih dulu dilakukan upacara yang dipimpin seorang pendeta selama 20 menit.

Setelah itu, ratusan bonek (suporter Persebaya), manajemen, staf pelatih dan pemain Persebaya melepasnya dengan lagu. Mereka secara kompak menyanyikan lagu dan kor selamat jalan Janu. Ratusaan bonek yang mengenakan atribut hijau-hijau dan tim Persebaya dengan antusias bersama-sama bernyayi melepas kepergian Janu. "Selamat jalan, selamat jalan, selamat jalan Miroslav Janu," teriak para bonek di depan peti jenazah Janu.

Lagu tersebut terus dikumandangkan para bonek. Mereka menyanyikan lagu tersebut dengan diiringi genderang. Selain lagu selamat jalan, bonek juga menyayikan lagu penyemangat yang biasa berkumandang saat pertandingan Persebaya. "Kami bonekmania, kami bonekmania selalu mendukungmu. Salam satu nyali, wani," teriak para bonek.

Jenazah Janu masuk ruang perapian Krematerium pukul 12.00 Wib. Prosesi kremasi membutuhkan waktu selama dua jam. Salah satu petugas kremasi Krematorium, Wayan menjelaskan, ada empat petugas yang melakukan kremasi jenazah Janu. "Saya dan teman-teman sudah siap, ini sudah merupakan pekerjaan rutin kami," kata Wayan.

Janu meninggal di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya, Kamis (24/1/2013) lalu. Mantan pelatih Persela Lamongan itu meninggal akibat serangan jantung.