Liga Super Indonesia
Persidafon Dafonsoro Tunggu Bantuan dari Jakarta
Habel Melkias Suwae mengatakan pada Tahun 2012 ini, tim sepak bola profesional di Indonesia, tidak bisa dibiayai lagi oleh dana APBD
Laporan koresponden Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Ketua Umum Persidafon Dafonsoro Jayapura, Habel Melkias Suwae mengatakan pada Tahun 2012 ini, tim sepak bola profesional di Indonesia, tidak bisa dibiayai lagi oleh dana APBD, karena dilarang oleh Menteri Dalam Negeri.
Dengan demikian, Persidafon juga mengalami hal yang sama. Sebelum ke ISL, Persidafon dibiayai oleh Pemerintah (Menggunakan dana APBD ), sehingga bisa berjalan dengan baik dan lancar, tetapi sekarang sudah dilarang gunakan dana APBD, untungnya ada bantuan dari Bank Papua serta beberapa pihak lainnya, sehingga Persidafon bisa berjalan hingga saat ini.
“Kalau sebelumnya, saya bisa mengangkat Persidafon dari Divisi I, Divisi Utama hingga masuk ke Liga Super, karena mendapat dukungan APBD yang luar biasa. Setelah berada di ISL, Persidafon sudah tidak bisa lagi dibiayai oleh dana APBD. Kalau sudah begitu, sekarang mau bilang sama siapa? Kalau ada yang kemudian menyalahkan managemen, saya pikir itu keliru, karena sesungguhnya, kami sudah berkorban banyak untuk Persidafon, tapi kami tidak dapat apa-apa, hanya kepuasan batin,” urai HMS sebutan akrab Habel Melkias Suwae.
Habel kembali menegaskan kepada para suporter dan seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura, bahwa Persidafon bisa jalan sampai saat ini, itu karena usaha keras dari Managemen. Karena kerja keras itu, bonus pemain masih dibayarkan dengan lancar, hotel, makan, tiket semua ditanggung oleh Managemen. Hanya saja untuk membiayai sesuatu yang besar , seperti gaji dan kontrak, itu yang sedang diupayakan.
“Kami sudah mendekati PT Freeport, tapi sampai hari ini belum ada jawaban. Kalau Persipura bisa dapat 7 Miliar dari PT.Freeport, Persidafon sampai hari ini belum ada jawaban. Kami coba dengan pihak dari Jakarta, mereka janji untuk membantu, tapi sampai saat ini belum ada jawaban. Kita tidak mesti pergi mencuri duit atau mencuri APBD, jelas tidak mungkin. Kami sedang berupaya, hanya saja belum ada jalan keluar,” jelasnya.
Karena itu, Habel Suwae menyesalkan ada sejumlah pihak-pihak yang bisanya hanya menyalahkan kinerja pihak managemen, padahal mereka tidak tahu kalau selama ini managemen sudah berusaha keras.
“Kalau tuntut, apa yang bisa anda lakukan? Sekarang ini, uang pribadi kami yang keluar untuk bayar segala macam kebutuhan pemain.” tegasnya.
Habel juga membantah kalau tidak pernah bicara dengan para pemain, semua sudah dia bicarakan, kebetulan harapan yang diberikan sampai saat ini belum terwujud, sehingga ia tidak sampai hati untuk bertemu dengan para pemain, kecuali kalau apa yang sedang diperjuangkan itu sudah di dapat, sehingga akan enak dan nyaman untuk bertemu dengan para pemain.
“Pada saat kami berjuang ini, sebenarnya kami sedang mengikat diri dengan utang. Apakah Persidafon ini kami punya perusahaan untuk mencari keuntungan? Sama sekali tidak. Kami sesungguhnya kerja bakti, tidak ada yang kami dapatkan, hanya kepuasan batin.” ujarnya.
Ketika disinggung dampak pernyataan ini terhadap eksistensi pemain dan keberlanjutan Persidafon di sisa laga ISL, Habel menegaskan bahwa itulah kenyataan yang harus dihadapi.
“Kalau pemain tidak mau, ya, terpaksa kita berhenti. Untuk apa kita bercita-cita melakukan hal yang besar, padahal kita sendiri tidak punya kemampuan untuk melakukan itu,” jelasnya.
Meski demikian, Habel masih berharap, para pemain tetap bersabar, karena segala upaya terus dilakukan untuk mendapatkan dana guna membayarkan gaji dan kontrak pemain serta biaya-biaya lainnya.
Baca juga: