Derby Manchester
Man City vs Man United: Ajang Perang Para Gelandang
Tak kurang 650 juta orang di kolong jagat diperkirakan bakal memelototi derby Manchester ke-165 di Stadion Etihad

TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Tak kurang 650 juta orang di kolong jagat diperkirakan bakal memelototi derby Manchester ke-165 di Stadion Etihad, Selasa (1/5/2012) dini hari ini. Ini memang bukan sembarang derby. Bukan hanya mempertemukan dua tim satu kota yang merupakan musuh bebuyutan. Partai ini bisa dikatakan, merupakan klimaks, dan final Premier League musim ini.
Saat ini Man United bertakhta di klasemen sementara dengan 83 poin hasil dari 35 partai. Man City menguntit di peringkat kedua dengan 80 poin hasil dari 35 kali berlaga. Tinggal dua partai tersisa dilakoni keduanya. Man United tinggal menjamu Swanse (6/5/2012), dan bertandang ke kandang Sunderland (13/5/2012). Sedang Man City perjalanannya lebih terjal dimana harus bertandang ke kandang Newcastle (6/5/2012) dan menjamu QPR (13/5/2012).
City pastinya tampil habis-habisan karena hanya dengan meraih tiga poin mereka bisa memperpanjang harapan meraih gelar juara musim ini. Sementara United juga pasti tak mau terpeleset lagi. Terlebih mereka juga dibakar aroma dendam setelah dipecundangi 1-6 pada derby pertama yang berlangsung di Old Trafford, 23 Oktober lalu.
Mengacu pada hasil pertemuan derby pertama lalu, kedua kubu tampaknya mulai mempersiapkan rancangan strategi jitu untuk memenangkan pertandingan ini. Tanpa memperkecil peranan lini depan, perkelahian ketat kedua tim kemungkinan besar akan terjadi di lini kedua.
City dalam perjalanannya musim ini sangat jelas memiliki kebergantungan yang tinggi terhadap dua gelandang utamanya, David Silva dan Yaya Toure. Silva adalah kreator serangan The Citizens yang sangat ulet mengolah bola dan selalu memudahkan lini depan City untuk mencetak gol.
Sementara Yaya memiliki peranan besar sebagai gelandang jangkar yang tugasnya menstabilkan permainan The Citizens. Aksi-aksi mantan pemain Barcelona itu berpengaruh besar terhadap bagus tidaknya performa City musim ini.
Dua ruh lini tengah City masih akan dibantu oleh Samir Nasri yang bisa membuat serangan City makin agresif. Sementara Gareth Barry lebih banyak difungsikan sebagai gelandang bertahan dengan tugas memotong aliran bola dari lawan.
Dengan pembagian tugas tersebut, Barry mengaku derby kali ini bukan derby biasa sebagaimana yang telah lalu. Tuntutan besar akan kemenangan membuat konsentrasi masing-masing pemain akan dominan.
"Akan selalu ada harapan. Akan selalu menjadi bahaya ketika kehilangan konsentrasi, jika nasib bukan Anda yang menentukan. Tapi sekarang seperti itu Mungkin tepat jika ini disebut kesempatan kedua. Semuanya berkonsentrasi untuk laga sangat penting ini," kata Barry dilansir mcfc.co.uk, Minggu (29/4/2012).
Di samping itu andalan utama City tentu terletak di posisi dua penyerang yang akan dipercayakan kepada Sergio Aguero dan Carlos Tevez. Tandem dua penyerang Argentina makin serasi sejak dimainkan di tiga pertandingan terakhir.
"Harus diakui, di lini gelandang ini Manchester City lebih unggul. Saya pikir, Man United harus melakukan perubahan krusial di sektor tengah ini jika mereka tak mau kedodoran," kata mantan gelandang Man United, Nicky Butt dikutip dari BBC.
Kubu United sepertinya memang harus merancang cara baru untuk memecah soliditas lini kedua City. Masuknya Paul Scholes yang absen pada derby pertama lalu karena memutuskan pensiun, sepertinya akan memberi perbedaan tersendiri buat United.
Bisa jadi juga kekalahan telak yang diderita United di Old Trafford lalu karena kekosongan posisi lini kedua yang ditinggalkan Scholes. Kini setelah gelandang gaek itu kembali bisa main, lini kedua United diprediksi akan mampu mengimbangi lini kedua City.
Scholes akan ditemani Michael Carrick yang biasa melakukan determinasi ke pertahanan lawan. Senjata lini kedua United juga akan ditambah oleh dua penyerang sayap Antonio Valencia dan Luis Nani.
Catatan khusus juga patut diberikan untuk Nani. Pergerakan winger asal Portugal ini semakin meluas. Ia tak lagi hanya berkutat di posisinya di sayap kiri, atau pun kanan. Tapi sudah berani melintas, dan beroperasi di tengah, seperti yang dipertontonkan misalnya saat melawan Everton. Hal berbeda terlihat justru ketika Man United disikat Man City 23 Oktober lalu dimana Nani saat itu seakan terpaku di posnya di sektor sayap.