MotoGP
Efek Domino Konsep Baru Liberty Media, Tercorengnya Jumlah Gelar Juara Dunia para Legenda
Konsep baru yang diusung Liberty Media di MotoGP memiliki efek domino yang mencoreng sejarah dan jumlah gelar juara dunia para legenda.
Penulis:
Niken Thalia
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Efek domino terjadi di MotoGP gegara konsep baru yang diusung oleh Liberty Media dalam gelaran balap dunia kelas premier.
Perlu diketahui, Liberty Media merupakan perusahan asal Amerika yang telah mengakuisisi 84 persen saham Dorna, dan kini memberikan konsep baru di MotoGP.
Perusahaan tersebut juga pemilik Formula 1 (F1), yang mulai tahun depan di kejuaraan dunia MotoGP akan mengalami perubahan besar, baik dalam dinamika balapan maupun di tingkat kelembagaan.
Liberty Media yang kini memegang kendali, memulai langkah-langkah kontroversial yang bisa mengubah wajah olahraga motor ini.
Sebagaimana merangkum MSport, Marc Marquez sudah sempat mengeluhkan terkait aturan baru dari Liberty Media untuk para pebalap.
Aturan baru meminta semua pembalap berkumpul di garis finis sebelum balapan dimulai untuk mendengarkan lagu kebangsaan.
Jika ada pebalap yang memutuskan untuk tak ikut serta atau izin, maka akan dikenakan denda.
Di mana hal tersebut adalah tradisi umum di F1, tetapi sepanjang sejarah tidak pernah ada di MotoGP.
Kala itu pebalap Ducati Lenovo sempat mengeluhkan hal tersebut karena dinilai terlalu menuntut rider di segi apapun.
Baca juga: 5 Cara Marc Marquez Juara Dunia MotoGP 2025 di Jepang: Wajib Finis di Depan Alex Marquez
Setelah keluhan dari kakak Alex Marquez, justru ada konsep aneh lainnya yakni diabaikannya kelas kecil seperti Moto2 dan Moto3.
Buktinya, MotoGP telah mengunggah di sosial media bahwa Marc Marquez akan segera mengamankan gelar ke-7.
Padahal secara keseluruhan, tahun 2025 ini kekasih Gemma Pinto akan memenangkan gelar ke-9 jika dihitung dari kelas 125cc dan Moto2.
Akan tetapi, Liberty Media hanya menekankan gelar ketujuhnya yang seolah perlahan mulai menyembunyikan pentingnya kelas-kelas yang lebih rendah dan menonjolkan kesan eksklusif dari MotoGP.
Padahal di MotoGP, juara dunia muncul dari berbagai kelas baik 125cc, Moto2, atau MotoGP, dan setiap gelar berkontribusi pada warisan olahraga ini.

Prestasi eks pebalap Honda mencakup banyak kategori kelas balap. Jika gelarnya disunat menjadi hanya tujuh gelar di kelas utama, maka sebuah penghinaan terhadap sejarah olahraga ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.