Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
Di Balik Gelar Juara Dunia: Chen/Toh Jatuh Bangun, Lawan Sinus & TB Tulang hingga Sempat Berpisah
Perjalanan Chen Tang Jie-Toh Ee Wei menuju podium tertinggi Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 di Paris dengan penuh liku dan perjuangan.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Dwi Setiawan
Chen sempat dipasangkan dengan Wong Vin Sean, sedangkan Toh bertandem dengan Loo Bing Kun.
Namun pada Mei lalu, setelah desakan agar keduanya menghormati kontrak program Road To Gold (RTG), pasangan ini dipertemukan kembali.
Keputusan itu terbukti tepat. Perlahan mereka menemukan kembali chemistry.
Memang belum sempat juara, tapi mereka bisa mencapai semifinal di Indonesia Open 2025, Japan Open 2025, dan Macau Open 2025.
Mereka seolah menemui masa puncak di waktu yang tepat, di Kejuaraan Dunia BWF 2025 akhir Agustus lalu.
Perlu diketahui, Kejuaraan Dunia BWF berdiri sejajar dengan Olimpiade sebagai panggung turnamen tertinggi bulutangkis.
Turnamen ini telah menjadi tolok ukur utama prestasi seorang atlet. Tidak semua pemain bisa tampil, hanya yang memenuhi kualifikasi.
Di final, Chen/Toh sukses menumbangkan pasangan nomor dua dunia dari China, Jiang Zhenbang/Wei Yaxin dengan skor 21-15, 21-14.

Baca juga: Kejutan Hasil Final Kejuaraan Dunia BWF 2025: Chen/Toh Juara, Sebuah Sejarah Rusak Pesta Wakil China
Kemenangan itu mengantarkan mereka jadi ganda campuran pertama Malaysia yang meraih medali emas Kejuaraan Dunia.
Lebih spesial lagi karena kemenangan mereka bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Malaysia pada 31 Agustus lalu.
"Kami mengalami pasang surut selama dua setengah tahun, tetapi dia tetap bersama saya. Saya bersyukur pasangan saya adalah Toh Ee Wei," kata Chen yang kini berusia 27 tahun.
Sementara pasangannya juga mengungkapkan hal yang sama.
"Saya berterima kasih kepadanya atas kepercayaan yang diberikan kepada saya di lapangan depan. Saya juga percaya padanya di lapangan belakang,"
"Kami bermain dengan bendera di dada. Kami bangga akan hal itu dan ingin menang untuk Malaysia," kata Ee Wei.
Kemenangan Chen/Toh tidak hanya bersejarah, tetapi juga menjadi bukti keberhasilan program RTG Malaysia dalam mendukung atlet elite.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.