Minggu, 5 Oktober 2025

MotoGP

Kata Kepala Kru Ducati soal Mengawal Marc Marquez, Marco Rigamonti Full Senyum

Kepala kru Ducati yang menangangi Marc Marquez bicara soal mengawal The Baby Alien, Rigamonti ungkap kerja dengan bahagia.

Laman MotoGP
MARC MARQUEZ - Pembalap Spanyol besutan Ducati Lenovo, Marc Marquez #93, mengarungi kualifikasi MotoGP Ceko 2025 di Sirkuit Brno, pada 19 Juli 2025. Kebahagiaan kepala kru Ducati membantu Marc Marquez. (Foto Arsip Juli 2025). (Foto: MotoGP) 

Insinyur asal Italia itu menjelaskan apa yang membuat Marquez berbeda dari pembalap lain.

Momen Marc Marquez (kiri) bertemu dengan crew chiefnya, Marco Rigamonti (tengah) dan manajer Ducati Lenovo Team, Davide Tardozzi (kanan) sebelum tes MotoGP 2025 di Sirkuit Catalunya, Selasa (19/11/2024).
Momen Marc Marquez (kiri) bertemu dengan crew chiefnya, Marco Rigamonti (tengah) dan manajer Ducati Lenovo Team, Davide Tardozzi (kanan) sebelum tes MotoGP 2025 di Sirkuit Catalunya, Selasa (19/11/2024). (Instagram @ducaticorse)

"Tentu saja, Marquez yang sekarang tidak sama dengan Marquez di tahun-tahun sebelumnya. Dengan pengalamannya saat ini, ia sangat mampu membantu kepala kru," ungkap Rigamonti.

"Ia selalu berbicara untuk memahami semua yang terjadi pada motor. Ia bukan tipe pembalap yang hanya melaju kencang tanpa tahu alasannya. Ia tahu mengapa ia bisa cepat dan mengerti apa yang bisa dilakukan agar motor terasa lebih baik."

"Dan, selain itu, ia selalu memberikan seratus persen. Jika ia tidak berhasil, tidak ada keraguan bahwa itu karena ia tidak mengerahkan semua kemampuannya," tambah sang insinyur.

Bekerja dengan pembalap sekelas Marquez bukanlah tugas yang mudah, tetapi Rigamonti menemukan hal yang mengejutkan dari rider yang ia tangani.

Kendati Marquez telah meraih banyak pencapaian luar biasa dalam kariernya, pembalap 32 tahun dikenal sebagai sosok yang rendah hati.

Hal ini membuat Rigamonti lebih menghargai Marquez sebagai pribadi dibandingkan pencapaiannya di lintasan.

"Karakter manusianya. Orangnya," kata Rigamonti.

"Pembalap dan rekam jejaknya sudah dikenal, tapi sisi kemanusiaannya sangat luar biasa. Dia selalu tersenyum, bercanda dengan kami, menyapa semua orang, berterima kasih, dan meminta maaf."

"Dengan levelnya yang tinggi, kita mungkin berharap dia datang dengan ‘delapan gelar juara’ yang terukir di dahinya—yang akan sangat buruk—tetapi justru sebaliknya. Sifat itu membuat tim bisa bekerja dengan tenang dan semua orang merasa senang," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Niken)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved