Dejavu Olimpiade Paris, Gregoria Punya Kans Ketemu An Se-young di Kejuaraan Dunia BWF 2025

Dikutip dari Djarum Badminton, Imam Tohari selaku pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI berharap tunggal putri Indonesia mampu membawa pulang medali Kejuaraan Dunia BWF 2025, apapun warnanya.

Entah itu dari Gregoria, atau Putri Kusuma Wardani.

"Pokoknya saya berharap tunggal putri bisa membawa pulang medali. Apapun warnanya. Kalau pengin, ya, pengin warna yang paling mengkilat," kata Imam.

Sejak Kejuaraan Dunia BWF dihelat pada 1977, tercatat baru ada tunggal putri Indonesia yang mampu meraih medali emas, yakni Verawaty Wiharjo dan Susi Susanti.

Verawaty meraih medali emas edisi 1980, sementara Susi adalah kampiun Kejuaraan Dunia 1993.

Setelah Susi, belum ada lagi tunggal putri Indonesia yang naik podium tertinggi Kejuaraan Dunia BWF.

Berkaca dari catatan itu pula, Imam lantas berharap Gregoria ataupun Putri mampu memutus dahaga gelar tunggal putri Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2025.

"Saya punya keyakinan juga dari persiapan ini, ya, itu harapan saya, harapan anak-anak juga. Karena pasti mereka juga pengin, kan. Kalau dihitung sejarah mungkin sudah berapa puluh tahun, ya, setelah eranya Susi Susanti, mungkin. Dari Grego sendiri, pasti ada keinginan selain saya sebagai pelatih," tambah Imam.

Adapun di babak 64 besar, Gregoria Mariska Tunjung akan lebih dulu melawan wakil Republik Ceko, Petra Maixnerova.

Sementara Putri Kusuma Wardani akan melawan wakil Hong Kong, Lo Sin Yan Happy.

(Tribunnews.com/Isnaini)