Senin, 6 Oktober 2025

Kejuaraan Pencak Silat Open Championship 2025 di Medan Ikut Dongkrak Omzet UMKM

Tak Sekadar Bertarung di Arena, Kejuaraan Silat di Medan Hidupkan Roda Ekonomi Rakyat lewat perputaran uang

HandOut/IST
BUKA TURNAMEN SILAT - Wakil Menteri Olahraga, Taufik Hidayat membuka kejuaraan The 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025 di Medan, Sumatera Utara. Sebanyak 3.620 pesilat dari berbagai provinsi di Indonesia dan 20 negara ikut ambil bagian pada 4–10 Agustus 2025.
HandOut/IST
PESERTA TURNAMEN - Peserta kontingen negara lain di kejuaraan The 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025. Sebanyak 3.620 pesilat dari berbagai provinsi di Indonesia dan 20 negara ikut ambil bagian pada 4–10 Agustus 2025.

Kejuaraan Pencak Silat Open Championship 2025 di Medan Ikut Dongkrak Omzet UMKM

TRIBUNNEWS.COM — Kota Medan, Sumatera Utara, menjelma menjadi pusat perputaran ekonomi baru lewat penyelenggaraan The 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025.

Lebih dari sekadar kompetisi olahraga, ajang ini menunjukkan bagaimana satu event internasional dapat menggerakkan berbagai sektor ekonomi daerah secara serempak—mulai dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perhotelan, transportasi, hingga pariwisata.

Baca juga: Menpora Sebut Kejuaraan Pencak Silat Internasional 2025 Jadi Ajang Pencarian Atlet Potensial

Digelar untuk pertama kalinya di luar Jakarta, kejuaraan ini mencatat partisipasi lebih dari 3.600 pesilat dari 20 negara.

Tak heran jika Medan sepekan ini berubah menjadi ‘kota pendekar’. 

Namun gaungnya tak hanya terasa di arena laga, melainkan juga di jalanan, pasar, hotel, dan sentra kuliner lokal.

Sejak pembukaan oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat pada Senin (4/8), denyut ekonomi lokal langsung terasa. 

kontingen negara lain di kejuaraan pencak silat
PESERTA TURNAMEN - Peserta kontingen negara lain di kejuaraan The 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025. Sebanyak 3.620 pesilat dari berbagai provinsi di Indonesia dan 20 negara ikut ambil bagian pada 4–10 Agustus 2025.

Lima hotel besar di Medan mencatat okupansi penuh. 

Tarif kamar melonjak tanpa mengurangi antusias pengunjung, terutama dari kontingen luar daerah dan luar negeri.

Sementara itu, ratusan pelaku UMKM lokal memanfaatkan ajang ini sebagai panggung unjuk gigi.

Sebanyak 120 tenant meramaikan area luar gedung pertandingan, menawarkan produk kuliner khas Sumatera Utara, suvenir budaya, hingga perlengkapan bela diri.

Tak sedikit pelaku usaha yang mengaku pendapatannya naik tajam dibanding hari biasa.

“Biasanya kami jualan di acara lokal, omzet paling Rp 500 ribu sehari. Tapi di sini bisa tembus Rp 3 juta,” ujar Sri, pelaku UMKM kuliner dari Binjai.

Daya beli yang meningkat tak lepas dari kehadiran peserta mancanegara yang mencapai 724 orang.

Dengan pengeluaran rata-rata Rp10 juta selama seminggu, mereka menyumbang hampir Rp7,24 miliar ke dalam sirkulasi uang di Medan

Sementara peserta lokal, yang jumlahnya mendekati 3.000 orang, turut berkontribusi nyaris Rp 3 miliar.

Tak hanya peserta, penonton pun memainkan peran penting dalam perputaran ekonomi ini. Dinas Pendidikan Sumatera Utara secara khusus mengarahkan kehadiran 3.000 pelajar per hari, yang totalnya mencapai 21.000 selama tujuh hari.

Ditambah penonton umum sekitar 14.000 orang, geliat konsumsi lokal pun ikut terdongkrak.

Transportasi online, rental mobil, hingga pengusaha travel lokal pun turut memetik hasil. Selama sepekan, sektor ini menyumbang sirkulasi ekonomi sekitar Rp1 miliar.

Belum termasuk vendor-vendor penyedia alat, penyewaan tenda, konsumsi panitia, hingga media dan logistik yang jumlahnya sulit dipetakan dengan pasti.

Panitia memperkirakan bahwa nilai perputaran uang langsung selama ajang ini mencapai Rp17,1 miliar.

Namun jika menghitung seluruh mata rantai industri pendukung yang terlibat, angka tersebut bisa menembus Rp30 miliar—sebuah nilai yang tak bisa diremehkan untuk sebuah kejuaraan bela diri.

Ajang ini tidak hanya mengharumkan nama Indonesia dan Sumatera Utara di mata dunia, tetapi juga membuka mata bahwa olahraga bisa menjadi pengungkit ekonomi daerah.

Bukan hanya atlet yang berjuang di arena, tetapi juga masyarakat yang turut bertumbuh di sekitarnya.

“Event ini contoh konkret bahwa sport tourism adalah masa depan ekonomi daerah,” kata pihak panitia dikutip Rabu.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved