Voli
Teriakan Rivan Nurmulki hingga Desak Timnas Ganti Pelatih Jadi PR PBVSI Menuju SEA Games 2025
PBVSI memiliki setidaknya tiga pekerjaan rumah menuju SEA Games 2025 Thailand, mulai dari keluhan Rivan Nurmulki hingga isu ganti pelatih.
Penulis:
Drajat Sugiri
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Deretan pekerjaan rumah sudah menanti Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) menyusul pasang-surut penampilan Timnas voli putra Indonesia di SEA V League 2025.
Timnas voli putra Indonesia baru saja kembali meraih gelar juara SEA V League 2025 Leg 2 di Jakarta Internasional Velodrome, Minggu (20/7/2025).
Sukses itu diraih setelah Rivan Nurmulki mengalahkan Thailand dengan skor 3-1, sekaligus mengakhiri Leg 2 SEA V League 2025 tanpa tersentuh kekalahan.
Hanya saja gelar juara turnamen di kawasan Asia Tenggara ini tidak bisa membuat PBVSI tutup mata. Sebab, ada seabrek pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan.
Terlebih lagi Timnas voli putra Indonesia menjadi tumpuan untuk mendulang medali emas pada SEA Games 2025 yang berlangsung 9-20 Desember nanti di Thailand.
Jika pekerjaan rumah tersebut tidak dapat diatasi PBVSI, tak menutup kemungkinan Rivan Nurmulki cs akan kehilangan statusnya sebagai Raja Voli ASEAN.

1. Rampungkan Konflik Pemain vs Pelatih
Konflik pemain dan pelatih menjadi bahasan panas setelah gelaran SEA V League 2025.
Isu hubungan tidak harmonis antara pelatih Timnas voli putra Indonesia, Jeff Jiang Jie, dengan beberapa pemainnya sudah muncul ke permukaan pada AVC Nations Cup 2025 Bahrain, Manama.
Kritik dilayangkan tiga pemain Timnas voli Indonesia, meliputi Rivan Nurmulki, Farhan Halim, dan Doni Haryono melalui media sosial Instagramnya.
Ketiganya kompak mengkritisi Jeff Jiang Jie yang tidak jelas secara pola permainan. Bahkan isu Mengotak-kotakkan pemain di lapangan terjadi.
Hal ini harus disikapi dengan benar oleh PBVSI. Sebab, ketidakharmonisan ruang ganti akan merembet ke performa lapangan, yang muaranya kepada penurunan prestasi.
PBVSI harus menjadi media penengah dalam hal ini.
2. Solusi Penyakit Klasik
Penyakit klasik Timnas voli Indonesia ialah masalah persiapan untuk pemusatan latihan alias TC. Waktu persiapan yang mepet merupakan kendala yang terus terulang di setiap tahunnya ketika PBVSI mengirim skuad ke event Internasional.
PBVSI harus menentukan solusi yang jelas mengantisipasi hal tersebut.
Terlebih agenda terdekat Timnas voli putra Indonesia masih penghujung tahun nanti, yakni SEA Games 2025.
Jeff Jiang Jie, selaku pelatih juga mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki banyak persiapan TC setiap kali mendampingi timnya berlaga.
"Rencana selanjutnya adalah SEA Games. Bagaimana kami akan latihan, persiapannya bagaimana, itu yang paling penting," ujar Jeff Jiang Jie, dikutip dari BolaSport.
"Kami butuh waktu untuk persiapan karena yang sekarang saja kita cuma 3 minggu latihan lalu kami ke Bahrain (AVC Nations)."
"Setelah itu kembali ke Indonesia, lalu seminggu latihan kami ke Filipina. ini sangat sibuk. Untuk medali emas tentu kami akan mencobanya," terang pelatih berkebangsaan China.
Mengacu kepada pernyataan sang pelatih, waktu TC yang mepet harus ditemukan solusinya.
3. Jawab Isu Pergantian Pelatih
Konflik antar pemain dan pelatih di internal Timnas voli putra Indonesia, bukannya tanpa efek samping.
Tidak sedikit volimania Tanah Air yang mendesak adanya pergantian pelatih di skuad Timnas voli putra Indonesia.
Tidak dipungkiri Jiang Jie mempersembahkan sejumlah prestasi bagi Indonesia, termasuk medali emas di SEA Games 2023.
Tetapi ketidakcocokan pelatih dengan pemain, seperti yang disinggung awal bisa memberikan dampak negaitif terhadap permainan timnas.
PBVSI harus tegas dalam hal ini. Tetap mempercayakan kursi pelatih kepada Jiang Jie, atau menggantinya. Sebab tim voli putra Indonesia pada SEA Games 2025 jelas dipatok mempertahankan medali emas.
(Tribunnews.com/Giri)(BolaSport/Delia Mustikasari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.