Senin, 29 September 2025

Nina Silvana Bongkar Karut-marut Hukum Olahraga Lewat Disertasi, Sentil Dualisme dan Doping!

Nina juga menyinggung konflik dualisme yang kerap mencoreng citra olahraga nasional. Selain itu, ia mengangkat isu doping di PON Papua, yang menurutny

Istimewa
DUALISME KEPENGURUSAN DAN DOPING - Nina Silvana saat sidang promosi gelar doktor pada Program S3 Ilmu Hukum Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2025). Istri dari Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, itu meraih gelar doktor lewat disertasi tentang dualisme kepengurusan dan praktik doping di dunia olahraga. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sengkarut hukum olahraga Indonesia jadi sorotan tajam dalam disertasi doktor Nina Silvana

Istri Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, itu resmi meraih gelar doktor Ilmu Hukum dari Universitas Pancasila pada Jumat (13/6/2025), setelah mempertahankan disertasi yang menyinggung langsung polemik seperti dualisme kepengurusan hingga kasus doping di ajang nasional.

Disertasinya berjudul "Penguatan Peran Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) dalam Perwujudan Prinsip Kepastian Hukum Good Governance Keolahragaan di Indonesia", menyoroti lemahnya penyelesaian sengketa dalam berbagai cabang olahraga.

“Berangkat dari sana, cita-cita saya mau meneliti dan mengangkat permasalahan sengketa yang selama ini belum ada kejelasan dan kepastian,” ujar Nina, dalam keterangannya, Sabtu (14/66/2025).

Ia menegaskan, penelitian ini tidak terbatas pada sepak bola, meski diakuinya konflik paling banyak terjadi di cabang itu.

“Saya tidak ada hubungan dengan Pak Panca karena dalam disertasi saya tidak hanya menyebut sepak bola saja, tapi semua olahraga," jelas Nina.

Nina juga menyinggung konflik dualisme yang kerap mencoreng citra olahraga nasional. Selain itu, ia mengangkat isu doping di PON Papua, yang menurutnya belum diselesaikan secara adil dan komprehensif.

“Belum lagi soal doping dan terjadi banyak sekali di PON Papua kemarin. Tidak semua atlet sengaja pakai zat. Tapi doping itu bisa dilihat dari konsumsi makanan, minuman, dan vitamin atlet,” kata Nina.

Baca juga: Atlet Pulang Lewat Zoom, Timnas Dapat Rolex, Lindswell Kwok Meledak: Di Mana Keadilan untuk Kami?

Ia menyayangkan minimnya literasi soal kandungan zat terlarang, baik oleh atlet maupun pelatih.

Dalam menyusun disertasi, Nina melakukan studi banding ke Jepang. Ia mengaku terinspirasi oleh sistem penyelesaian sengketa olahraga di negara tersebut yang jauh lebih terstruktur.

“Kalau referensi ada banyak tapi yang sulit itu mencari studi banding. Belum semua saya telusuri dan baru Jepang yang menjadi studi banding saya,” ujarnya.

Terkait kemungkinan terjun langsung ke institusi olahraga, Nina menyatakan kesiapannya jika diminta berkontribusi.

“Kalau saya dibutuhkan tentu saja mau demi kemajuan olahraga di Indonesia. Tapi saya ini kan akademisi ya, pastinya terus melakukan penelitian lewat tulisan,” katanya.

Sementara itu, suaminya Mohamad Prapanca mengaku bangga dengan capaian akademis Nina.

"Saya pikir awalnya hanya mengisi waktu, ternyata sangat serius. Saya kaget juga karena beliau lulus cumlaude dengan IPK 3,9," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan