Senin, 6 Oktober 2025

MotoGP

Awas Kontroversi Jilid II Pedro Acosta, Benturkan Kepentingan Tim Valentino Rossi vs Marc Marquez

Pedro Acosta bisa picu kontroversi jilid II lewat pernyataannya soal kemungkinan Marc Marquez memblokir kepindahannya ke tim Rossi di MotoGP 2026.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
Gabriel BOUYS / AFP
KONTROVERSI ACOSTA - Pembalap Gresini Racing MotoGP asal Spanyol Marc Marquez merayakan kemenangannya di podium setelah memenangkan MotoGP San Marino di Sirkuit Dunia Misano Marco-Simoncelli di Misano Adriatico pada 8 September 2024. Acosta rawan ciptakan blunder berbau kontroversi menyoal Marc Marquez. (Foto Arsip, September 2024) 

"Ketimbang ingin mengalahkannya, saya justru ingin kalah darinya."

"Ketika Anda bertarung dengan seseorang seperti dia, itu sudah jadi langkah maju yang sangat besar, meski Anda kalah. Bertarung dengan seseorang seperti dia sudah merupakan prestasi besar," tegasnya.

Kemungkinan Undang Kontroversi Jilid II

Apa yang disampaikan Acosta bisa berujung blunder. Sebab, Marquez dikenal bukan pembalap dengan kepribadian yang berperan dalam proses rekrutmen pembalap.

Sejak di garasi Honda, bergonta-ganti pasangan tidak menjadikan MM93 minder, atau bahkan memunculkan isu penolakan akan pembalap yang bergabung.

Pernyataan Acosta berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Manajer Ducati, Davide Tardozzi.

Pria asal Italia itu masih mengakui bahwa Marquez adalah pembalap hebat di grid kelas utama saat ini.

Tidak sebatasĀ 

dari segi kemampuan saja, sosok bernomor 93 itu juga memiliki modal lain sebagai pembalap hebat melalui kepridian dan nalarnya.

"Saya pikir Marquez adalah pembalap yang hebat karena dia juga orang yang hebat," kata Tardozzi, dikutip dari laman Crash.

"Dan bagi saya, dia memiliki kecerdasan untuk mendengarkan, bernalar."

"Dia tahu apa yang akan Anda katakan kepadanya dan menyiapkan jawaban berikutnya."

"Sebuah gambaran umum yang memberi Anda kemungkinan untuk menyiapkan segalanya."

"Orang tersebut berada dalam lingkup yang sempurna dengan pembalapnya."

"Untuk menjadi pembalap yang hebat, Anda juga harus menjadi pribadi yang hebat, jika tidak, akan ada kelemahan.'

"Dia bukan Einstein, dia bukan presiden pemerintah, tapi dia selangkah lebih maju," terangnya mengakhiri.

(Tribunnews.com/Giri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved