Voli
Last Dance Wilda Nurfadhilah bersama Timnas Voli Indonesia, Doni Haryono: Ikuti Kata Hatimu
Doni Haryono berikan dukungan kepada sang kekasih, Wilda Nurfadhilah Sugandi atas keputusannya untuk pensiun dari Timnas voli putri Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Doni Haryono memberikan dukungan penuh atas setiap keputusan yang diambil Wilda Nurfadhilah Sugandi perihal masa depannya bersama Timnas Indonesia.
Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi baru-baru ini disebut bakal pensiun dari Timnas voli putri Indonesia setelah pagelaran SEA V League 2023 rampung.
Teraktual. kode pensiunnya Wilda dari Timnas voli putri Indonesia kembali mencuat lewat dukungan yang disampaikan oleh Doni Haryono.
Baca juga: Ikuti Yolla Yuliana, Wilda Nurfadhilah Kirim Kode Pensiun dari Timnas Voli Indonesia
Wilda Nurfadhilah Sugandi memang menjadi leader dari srikandi voli Indonesia. Menjalani debut di level senior Timnas Indonesia sejak 2011, pevoli asal Jawa Barat tersebut rutin menjadi langganan skuad Merah-Putih di event Internasional.
Kini di usianya yang ke-28 tahun, Wilda disebut-sebut mulai memikirkan untuk pensiun dari Timnas Indonesia.
Timnas voli putri Indonesia asuhan Eko Waluyo selesai mengikuti SEA V League 2023 putaran II di Thailand.
Wilda cs mengakhiri Liga Voli Asia Tenggara ini di peringkat ketiga setelah menbukukan dua kekalahan dan satu kemenangan.
Menariknya setelah Indonesia mengalahkan Filipina dengan skor 3-1, Minggu (13/8/2023), Doni Haryono mengunggah sebuah dukungan yang ditujukan kepada Wilda.
Doni Haryono menguatkan isu yang beredar bahwa sang kekasih akan melepas statusnya sebagai penggawa skuad Merah-Putih.

"Perfect Last Dance," unggah Dony Haryono merepost instastory dari Wilda di media sosialnya.
Istilah "Last Dance" biasa digunakan oleh atlet di pertandingan terakhirnya sebelum pensiun.
Ini menjadi kode yang diberikan oleh pevoli asal Jawa Barat di mana ajang SEA V League 2023 bisa menjadi event internasional baginya membela Merah-Putih.
Tak berhenti sampai di situ, Doni Haryono pun memberikan dukungan atas keputusan yang diambil sang kekasih.
Dia meminta Wilda untuk mengikuti apa yang menjadi kata hatinya.
"Ikuti Kata Hatimu," tambah Doni dalam unggahannya tersebut.
Wilda memang menjadi pemain paling senior di Timnas voli putri Indonesia bersama Agustin Wulandhari.
Secara mentalitas dan pengalaman, kehadiran Wilda jelas dibutuhkan.
Namun kembali lagi, regenerasi skuad voli putri Indonesia sangat dibutuhkan. Apalagi di posisi middle blcoker yang dihuni WIlda, banyak talenta muda mulai bermunculan.
Sebut saja Shella Bernadetha, Myrasuci Indriani, Shintia Alliva hingga Dhea Cahya merupakan quicker muda yang siap menggantikan Wilda jika benar memutuskan pensiun dari timnas.
Kendati demikian, ada kerugian yang akan dialami oleh Indonesia jika endingnya pevoli yang akrab disapa Teh Kiwil ini memutuskan mundur dari skuad Merah-Putih.
Pertama jelas kualitas dan jam terbang. Membela Timnas Indonesia selama 12 tahun jelas bukan kurun waktu singkat, selama itu, Wilda menjelma menjadi middle blocker terbaik Indonesia.
Dia memiliki permainan mumpuni untuk mengemban tugas sebagai seorang quicker.
Kedua jelas kepemimpinan. Sebagai pemain senior, Wilda menjadi panutan bagi juniornya seperti Shintia, Shella, hingga Arnetta Putri.
Mengemban tugas sebagai kapten membuktikan bagaimana sisi leadership yang dimiliki kekasih Doni Haryono tersebt.
Dan terakhir ialah daya tarik. Kehadiran dara 28 tahun tersebut memberikan dampak positif bagi perkembangan voli di Indonesia yang sebelumnya belum begitu populer.
Bahkan, media luar negeri sempat melakukan peliputan terkait penggunaan jilbab Wilda.
Insiden Wilda Batal Dapat Penghargaan
Wilda Nurfadhilah mendapat insiden kurang menyenangkan saat pengumuman peraih penghargaan individu SEA V League 2023 Leg 2, Minggu (13/8/2023).
Kapten Timnas voli Indonesia putri itu sempat dipanggil untuk menyabet gelar sebagai Best Middle Blocker dalam gelaran voli se-Asia Tenggara itu.
Namun ketika Wilda telah berada di dihadapan para petinggi hingga media dan mendapat penghargaan tersebut, panitia meminta sang pemain untuk mundur.
Sebagai gantinya, pantia memanggil pemain Vietnam, Doan Thi Xuan untuk maju ke depan menggantikan Wilda.
Akhirnya, penghargaan sebagai Best Middle Blocker diberikan kepada Doan Thi Xuan asal Vietnam.
Bisa disimpulkan pula, Wilda batal mendapat gelar tersebut imbas dari insiden salah panggil itu.
Namun fakta menariknya, setelah ditelisik melalui laman Volleybox dan posisi Doan Thi Xuan di SEA V League 2023 bukanlah seorang Middle Blocker.
Adapun posisi dari pemain bernomor punggung 17 itu adalah Opposite milik Vietnam.
Akan tetapi sebagai Opposite, justru Doan malah mendapat penghargaan sebagai Best Middle Blocker.
Untuk diketahui, yang meraih Best Opposite adalah pemain Filipina, Alyssa Solomon.
Hal itu juga sempat disoroti oleh Rheza Pradita selaku komentator voli di Moji TV.
"Lah panitia kocak banget. Doan Thi Xuan yang posisinya opposite malah dapet Best MB," tulis Rheza.
Sorotan lainnya juga hadir dari media Filipina, @Volleytrails yang menyinggung soal penghargaan individu Best Middle Blocker.
Di mana media tersebut menilai memang penghargaan tersebut layak diberikan kepada Wilda yang posisinya memang Middle Blocker.
Sementara itu pemain Vietnam, Thi Xuan bukanlah seorang Middle Blocker.
Oleh karena itu, media Filipina itu menyarankan agar lebih fair, Wilda layak mendapatkan penghargaan sebagai Best Middle Blocker.
"Agar adil, saya pikir kapten Indonesia #17 Wilda layak mendapatkan penghargaan Best Middle Blocker. Posisi Thi Xuan #17 Vietnam sebenarnya Opposite," tulis Volleytrails.
Daftar Peraih Penghargaan Individu SEA V League 2023 Leg 2:
Best Outside Hitter I: Vhi Thi Nu Quynh (Vietnam)
Best Outside Hitter II: Ratri Wulandari (Indonesia)
Best Middle Blocker I: Jarasporn Bundasak (Thailand)
Best Middle Blocker II : Doan Thi Xuan (Vietnam)
Best Opposite: Alyssa Solomon (Filipina)
Best Setter: Arneta Putri (Indonesia)
Best Libero: Piyanut Pannoy (Thailand)
MVP: Chatchu-on Mokhsri (Thailand)

(Tribunnews.com/Giri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.