MotoGP
Ragam Kecelakaan Tercipta, Bos Ducati Sebut MotoGP 2023 Ibarat Game di PlayStation
Manajer Ducati Lenovo Team Davide Tardozzi mengklaim MotoGP 2023 tak ubahnya seperti game di PlayStation dengan ragam kecelakaan tercipta.
TRIBUNNEWS.COM - MotoGP 2023 memang baru merampungkan empat dari 20 seri balapan, namun sudah banyak ragam kecelakaan yang terjadi.
Sejumlah crash yang menghiasi empat seri awal MotoGP 2023, membuat sejumlah pihak angkat bicara, salah satunya Manajer Ducati Lenovo Team, Davide Tardozzi.
Davide Tardozzi secara terang-terangan mengklaim balapan MotoGP 2023 tak ubahnya seperti game di PlayStation.
Teraktual, MotoGP Spanyol 2023 di Sirkuit Jerez menempatkan pembalap Ducati asal Italia, Francesco Bagnaia sebagai pemenang, Minggu (30/4/2023).
Baca juga: Klasemen MotoGP 2023 Terbaru - Francesco Bagnaia Melesat ke Puncak, Marco Bezzecchi Turun Peringkat
Namun kemenangan Bagnaia juga diwarnai insiden kecelakaan yang endingnya berujung red flag alias dikibarkannya bendera merah.
Kecelakaan tersebut melibatkan pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo dengan rider ansdalan RNF Aprilia, Miguel Oliveira.
Keduanya terlibat senggolan yang berujung terkapar di atas gravel. Situasi ini membuat balapan dihentikan sejenak lewat kode red flag.
Selanjutnya, ada empat rider juga terjatuh di tengah balapan seperti Joan Mir sampai Marco Bezzecchi.
Kenyataannya, kecelakaan tidak hanya terjadi satu kali saja pada awal musim ini.

Pun di tiga seri sebelumnya pada awal MotoGP 2023, Bagnaia sempat jatuh di MotoGP Argentina dan MotoGP Amerika Serikat.
Tak sedikit pembalap yang harus naik ke meja operasi dan memutuskan untuk absen balapan akibat cedera imbas dari kecelakaan. Sebagai contoh nyata ialah Enea Bastianini dan Marc Marquez yang melewatkan dua hingga tiga seri.
Tak sedikit pecinta ajang balap MotoGP mengkritik sejumlah keputusan dari Dorna sebagai operator penyelenggara. Salah satu yang paling vokal ialah seputar Sprint Race.
Meski sesi Sprint Race MotoGP 2023 menarik banyak atensi, namun tingkat risiko akan sebuah kecelakaan juga semakin meningkat.
Manajer Ducati Davide Tardozzi menjadi satu di antara yang bersuara paling vokal soal musim MotoGP 2023 yang dinilainya sangat 'sadis'.
Dia mengklaim para pembalap dituntut untuk tampil hingga batas limited demi memberikan suguhan yang menarik.
Bahkan Tardozzi menyebut FIM Stewards banyak melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan. FIM Stewards sendiri bertugas sebagai pengadil atau pemberi keputusan perihal sebuah insiden kecelakaan.
“Komentar saya tentang Stewards akhir pekan ini tidak terlalu bagus,” kata Tardozzi, dikutip dari laman Crash.
“Saya pikir penalti untuk Quartararo dan Morbidelli tidak adil. Itu adalah kecelakaan balapan," sambungnya menambahkan.
“Juga, Pecco menemukan ruang. Dia masuk. Jack menutup saluran."
“Bagaimana jika Martin menutup garis saat Miller berada di tikungan terakhir, di dalam dirinya? Mengapa mereka tidak memberikan penalti kepada Jack juga?" papar Davide Tardozzi.
“Saya pikir Steward harus merevisi keputusan mereka. Ini olahraga laki-laki. Olahraga keras, apapun bisa terjadi," sambung sang manajer.
Davide Tardozzi menilai, para rider sudah terlalu lelah dengan adanya format baru yakni Sprint Race.
Itulah yang menurutnya jadi salah satu alasan banyaknya kecelakaan yang terjadi karena human error, sebab para pebalap juga manusia.
“Saya tidak tahu mengapa tidak ada yang mengambil keputusan. Tapi, bagaimanapun, itu bukan masalahku. Ini adalah masalah Dorna," tuntut Davide Tardozzi.
"Mereka harus memutuskan apakah mereka menginginkan balapan PlayStation, atau balapan laki-laki," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.