Selasa, 7 Oktober 2025

MotoGP

MotoGP Portugal 2023 Mendadak Tegang, Marc Marquez dan Bagnaia Protes soal Keamanan Lintasan

Reaksi keras Marc Marquez dan Francesco Bagnaia atas insiden kecelakaan Pol Espargaro membuat tensi MotoGP Portugal 2023 mendadak panas dan tegang.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Tiara Shelavie
MOTOGP.COM
Marc Marquez takjub pada penampilan impresif juara dunia MotoGP 2022 yang juga murid Valentino Rossi, Francesco Bagnaia pada sebuah balapan yang dilakoni. 

TRIBUNNEWS.COM - Seri pembuka MotoGP 2023 di Portugal mendadak berubah menegangkan ketika rangkaian balap baru memperoleh satu dari tiga hari yang dijadwalkan.

Tepatnya di sesi latihan bebas FP2 MotoGP Portugal 2023, insiden kecelakaan horor terjadi di Sirikuit Portimao, Jumat (23/3/2023) malam WIB,

Kecelakaan yang menimpa Pol Espargaro berujung sang rider mengalami cedera patah tulang belakang, memicu reaksi keras dari sejumlah pembalap.

Dua di antaranya yang paling vokal ialah Marc Marquez dan Francesco Bagnaia.

Baca juga: Video Kecelakaan Horor Pol Espargaro di FP2 MotoGP Portugal 2023, Alami Cedera Patah Tulang Belakang

Keduanya menyoroti hal yang sama, yakni fitur keamanan Sirkuit Portimao yang tak 'ramah' bagi pembalap. 

Baik Marc Marquez maupun Pecco Bagnaia, keduanya kompak ingin adanya pembenahan dari fitur keamanan di lintasan. Itupun tak menunggu terjadi di tahun depan.

Akan tetapi pada hari kedua saat MotoGP Portugal 2023 menggelar sesi Kualifikasi maupun Sprint Race nanti, Sabtu (24/3/2023).

Pada Free Practice kedua di Sirkuit Portimao tadi malam, Pol Espargaro mengalami kecelakaan highside di Turn 10.

Laju motor berkecepatan tinggi yang tak bisa dikendalikan berujung pada terpelantingnya Pol Espargaro dari kuda besi RC-16.

Baik Pol Espargaro dan kuda besinya terpelanting ke arah gravel di tikungan 10. Namun sangking kerasnya kecelakaan tersebut, Pol Espargaro harus menerima kondisi ketika dirinya menghantam dinding pembatas berupa tumpukan ban.

Persitiwa ini memucu balapan dihentikan sejenak. Red flag diberlakukan ketika eks rider Honda menerima perawatan di tepi lintasan.

Setelah hampir setengah jam menjalani perawatan, Espargaro yang tidak kehilangan kesadaran dalam insiden tersebut dinaikkan ke bagian belakang ambulans sebelum dipindahkan ke rumah sakit di Faro dengan helikopter.

Dilansir laman resmi MotoGP, Dr Charte mengatakan bahwa Espargaro mengalami "memar poltraumatik yang besar" dalam insiden tersebut, terutama di bagian paru-parunya. Tapi, tidak menunjukkan adanya masalah neurologis.

Selain itu, adik dari Aleix Espargaro ini mengalami cedera patah tulang belakang, yang mengakibatkan eks rider Honda tersebut absen di race perdana MotoGP 2023.

Hal ini membuat sejumlah rider berang dengan fitur keamanan lintasan di Portimao.

Marc Marquez bahkan tidak mau tau dan segera meminta otoritas sirkuit untuk menyediakan Airfence.

Airfence adalah pembatas di sisi sirkuit yang berisi udara.

Fitur ini diklaim merupakan peredam kejut yang sangat baik dan tujuannya untuk menyerap dampak benturan pengendara serta motor guna meminimalkan kerusakan.

Airfence sendiri paling sering terlihat berada di area run-off pada belokan yang memiliki ruang terbatas untuk bermanuver. Tidak perlu untuk memilikinya di sepanjang sirkuit, hanya pada titik-titik di mana lintasan tumbukan akan pendek dan langsung.

"Pol menabrak ban (dinding pembatas0, dan saya tidak mau tahu harus ada pembenahan. Tidak perlu menunggu tahun depan, besok (hari ini-red) harus sudah ada Airfence," geram Marc Marquez, dikutip dari laman Motosan.

"Jika Anda tahu run-off areanya tidak panjang, bukan dinding ban yang digunakan sebagai pembatasnya," sambung Marquez.

Keluhan serupa juga disampaikan Aleix Espargaro.

"Otoritas lintasan harusnya tahu seberapa cepat motor MotoGP, dan entah mengapa di sini tidak ada Airfence," keluh kakak Pol Espargaro, dikutip dari sumber yang sama.

Pecco Bagnaia di momen berbeda juga menyinggung fitur keamanan di Portimao sangat mengkhawatirkan. Satu di antaranya ialah kualitas gravel alias hamparan kerikil.

Gravel di sejumlah titik ditujukan untuk menahan laju pembalap baik ketika keluar lintasan atau saat mengalami kecelakaan. Kedalaman gravel pun memiliki ketentuan sendiri.

Namun Bagnaia menilai, gravel di Portimao bahkan tidak mampu untuk menghentikan sepeda yang melaju pelan.

"Saya sangat marah dengan keamanan lintasan ini," buka Bagnaia, dikutip dari Motosan.

"Sudah dari empat tahun lalu saya mengeluhkan kondisi gravel agar diperbaiki, namun kenyataannya hingga sekarang kami tidak menemukan apa-apa."

"Hari ini kami kami bebas untuk marah dengan fitu Airfence yang tak tersedia, ini berbahaya," pungkas Bagnaia.

(Tribunnews.com/Giri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved