Selasa, 7 Oktober 2025

Olimpiade 2021

Final Bulutangkis Olimpiade 2021 - Upaya Greysia/Apriyani Rusak Dominasi China & Mimpi Buruk 2012

Misi ganda Greysia Polii/Apriyani Rahayu di final bulutangkis Olimpiade sektor ganda putri, termasuk rusak dominasi China.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
Alexander NEMENOV / AFP
Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kiri) menyapa Greysia Polii Indonesia setelah memenangkan pertandingan penyisihan grup bulu tangkis ganda putri melawan Sayaka Hirota dari Jepang dan Yuki Fukushima dari Jepang pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 27 Juli 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Greysia Polii/Apriyani Rahayu mencoba untuk merusak dominasi China yang banyak mengirimkan wakilnya di partai final Olimpiade 2021 cabang olahraga bulutangkis.

China membuktikan kekuatan mereka dengan mengirimkan 5 wakilnya final di cabor bulutangkis Olimpiade 2021.

Pada nomor ganda campuran, terjadi partai puncak All China yang mempertemukan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping vs Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.

Laga yang berlangsung pada, Jumat (30/7/2021) itu dimenangkan Wang/Hung dengan rubber game, 21-17. 17-21, 21-19.

Baca juga: Jadwal Final Bulutangkis Olimpiade 2021 - Laga Pamungkas Greysia/Apriyani dan Ginting demi Medali

Baca juga: Update Perolehan Medali Olimpiade Tokyo 2021, Minggu 1 Agustus 2021, Indonesia di Peringkat 56

Greysia Polii dari Indonesia dan Apriyani Rahayu dari Indonesia (kiri) merayakan dengan seorang pelatih setelah memenangkan pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli 2021.
Greysia Polii dari Indonesia dan Apriyani Rahayu dari Indonesia (kiri) merayakan dengan seorang pelatih setelah memenangkan pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli 2021. (Alexander NEMENOV / AFP)

China turut mengirim wakilnya di final pada nomor ganda putra.

Ialah Li Jun Hui/Liu Yu Chen melaju hingga duel perebutan medali emas. Namun pada partai final, pasangan China itu takluk dari andalan China Taipei, Lee Yang/Wang Chi-lin, dengan skor 18-21 dan 12-21.

Di sektor tunggal putra dan putri maupun ganda putri, China juga menjaga asa meraih emas.

Chen Yu Fei menjadi wakil China di babak final tunggal putri. Sedangkan Chen Long berpeluang untuk back to back meraih medali tertinggi sektor tunggal putra.

Sedangkan untuk sektor ganda putri, unggulan pertama Chen Qingchen/Jia Yifan menjadi lawan dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu

1. Upaya Greysia/Apriyani Rusak Dominasi China

Greysia/Apriyani diharapkan bisa merusak dominasi wakil Negeri Tirai Bambu di Olimpiade 2021.

Satu-satunya cara ialah mengalahkan Chen Qingchen/Jia Yifan. Raihan medali emas menjadi harapan besar yang ditaruh pada pundak Greys/Apri.

Namun kembali lagi, misi tersebut tak akan mudah bagi pasangan ganda putri Indonesia ini.

Tantangan besar dihadapi Greysia/Apriyani karena tidak didukung rekor bagus melawan pasangan nomor dua dunia tersebut.

Pebulu tangkis Tiongkok Chen Long melepaskan tembakan ke gawang Anthony Sinisuka Ginting dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis tunggal putra pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 1 Agustus 2021.
Pebulu tangkis Tiongkok Chen Long melepaskan tembakan ke gawang Anthony Sinisuka Ginting dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis tunggal putra pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 1 Agustus 2021. (Alexander NEMENOV / AFP)

Kedua pasangan itu tercatat telah berjumpa sembilan kali, dengan yang pertama terjadi pada 2017.

Hasilnya, Greysia/Apriyani kalah head to head 3-6 dengan hanya memenangi sekali dari lima pertemuan terakhir mereka.

Greysia/Apriyani wajib melupakan rekor pertemuan tersebut untuk bisa tampil nothing to lose.

2. Tugas Berat Greysia/Apriyani dan Anthony Ginting untuk Hindarkan Indonesia dari Mimpi Buruk

Indonesia memiliki tradisi yang kuat dalam menyabet medali emas sejak bulutangkis dipertandingkan pada Olimpiade 1992.

Tunggal putri Susy Susanti dan tunggal putra Alan Budikusuma menjadi pelopor tradisi tersebut setelah berjaya di Olimpiade 1992.

Empat tahun berselang giliran ganda putra Ricky Soebagja/Rexy Mainaky merengkuh emas di Olimpiade Atlanta 1996.

Adapun pada Olimpiade Sydney 2000, ganda putra kembali menjaga tradisi dengan merebut emas bulutangkis melalui Tony Gunawan/Candra Wijaya.

Tunggal putra menjaga tradisi tersebut dnegan Taufik Hidayat meraihnya di Olimpiade 2004.

Ganda putra yang sempat absen mempersembahkan medali emas di Olimpiade Athena, bangkit empat tahun berselang.

Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil naik podium tertinggi pada Olimpiade Beijing 2008.

Namun sayang, tradisi tersebut terputus pada Olimpiade 2012 di London.

Tim bulutangkis kembali ditarget menyumbangkan medali sekaligus menjaga tradisi emas di Olimpiade.

Tetapi, Olimpiade 2012 berubah menjadi mimpi buruk bagi Indonesia.

Alih-alih membawa pulang medali emas, bulutangkis bahkan gagal menyumbangkan sekeping medali pun.

Indonesia akhirnya kembali menyumbangkan medali emas di Olimpiade 2016 di Brasil.

Gresyia/Apriyani diharapkan untuk menjaga tradisi tersebut bisa kembali. Caranya ialah dengan meraih medali emas.

Sedangkan Anthony Ginting bisa membantu melalui torehan medali perunggunya.

Catatan, Anthony Ginting yang gagal melaju ke babak final masih memiliki kans meraih medali.

Perebutan tempat ketiga yang mempertemukan Ginting vs Cordon bisa menjadi cara lain untuk Indonesia tak mengalami mimpi buruk seperti Olimpiade 2012.

Namun yang utama, tradisi medali emas diharapkan kembali coba dipertahankan oleh Indonesia.

Tugas berat tersebut berada di pundak Greys/Apri

(Tribunnews.com/Giri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved