Gatot S Dewa Broto: Penggunaan Zat Doping Merugikan Atlet Sendiri Bahkan Bisa Tim
Bagi pemangku kepentingan di dunia olahraga, tentu paham betul bagaimana tes doping bahkan standar-standar yang diberlakukan agar lolos dari sanksi
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anti doping santer dibahas beberapa hari ini.
Bermula dari rencana Kemenpora yang bersanding dengan Kemenkes membangun laboratorium anti doping di Solo, Jawa Tengah, syarat dan manfaat dibangunnya laboratorium anti doping dinilai sangat membantu Indonesia kelak.
Bagi pemangku kepentingan di dunia olahraga, tentu paham betul bagaimana tes doping bahkan standar-standar yang diberlakukan agar lolos dari sanksi doping.
Namun, sebelum laboratorium anti doping terbangun, ada pesan dari Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto kepada PB, pengurus dan atlet.
"Mereka pasti lebih tahu bagaimana bahaya zat doping. Jadi harus sama-sama memerhatikan penggunaan zat-zat untuk tubuh. Ada bahaya jika ada penggunaan zat doping, merugikan atlet sendiri bahkan bisa tim," ujar Gatot.
Lanjut Gatot, Kemenpora pun terbuka dan siap konsultasi dengan para pengurus olahraga tentang zat mana yang dianggap doping atau tidak.
Hal lainnya, Gatot menjelaskan pemerintah berharap atletnya berprestasi, namun berprestasi dengan memakai doping bukanlah suatu hal yang dibanggakan.
"Zat doping pasti selalu diupdate mengingat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang, jadi tak perlu sungkan konsultasi. Untuk atlet, pesan kami yaitu jangan sampai menggunakan sesuatu hal yang melanggar aturan termasuk zat doping di olahraga," tutupnya.