Jumat, 3 Oktober 2025

Piala Thomas dan Uber

Vaksin Corona Belum Ditemukan, Piala Thomas dan Uber 2020 Terancam Dibatalkan

BWF cukup terpukul dengan situasi pelik saat ini akibat pandemi virus corona yang tak kunjung usai, Piala Thomas & Uber terancam batal.

badmintonindonesia.org
Ekspresi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo usai menang 12-21, 21-17, 21-15 atas Liu Cheng/Zhang Nan (China) pada semifinal Piala Thomas 2018 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (25/5/2018) malam WIB. 

TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) cukup terpukul dengan situasi pelik saat ini akibat pandemi virus corona yang tak kunjung usai.

Penyelenggara BWF tengah dipusingkan dengan beberapa agenda turnamen besar yang telah mereka susun pada tahun ini.

Salah satu turnamen besar yang menjadi andalan BWF adalah perhelatan Piala Thomas dan Uber Cup.

Di tengah situasi pelik saat ini, penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 bisa terancam dibatalkan.

Jika hal itu terjadi, BWF tentu akan kehilangan banyak uang mengingat saking bergengsinya turnamen dua tahunan tersebut.

Baca: Sekjen BWF Ungkap Perkembangan Terbaru Bulu Tangkis Dunia

Piala Thomas (kanan) dan Uber.
Piala Thomas (kanan) dan Uber. ()

Baca: Viktor Axelsen Sebut Perhelatan Bulutangkis Tahun Ini Telah Usai

Dilansir New Straits Times, beberapa negara dikabarkan tidak berminat untuk berpartisipasi dalam ajang Piala Thomas dan Uber Cup 2020.

Seorang pejabat tinggi BWF yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan salah satu contoh negara yang enggan mengirimkan atletnya yakni Indonesia.

Salah satu alasan yang membuat negara tersebut enggan berpartisipasi karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin menyikapi situasi pandemi virus corona.

Hal itu menjadi perhatian penuh untuk mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan.

"Sangat sulit untuk membuat rencana, saya sangat percaya bahwa sampai vaksin ditemukan, banyak turnamen besar tahun ini yang tidak akan digelar," ujar pejabat BWF yang tidak ingin disebut namanya tersebut.

"BWF sungguh ingin melanjutkan pagelaran Piala Thomas, mereka akan kehilangan banyak uang jika mereka terpaksa membatalkan acara tersebut," lanjutnya.

Ekspresi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo usai menang 12-21, 21-17, 21-15 atas Liu Cheng/Zhang Nan (China) pada semifinal Piala Thomas 2018 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (25/5/2018) malam WIB.
Ekspresi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo usai menang 12-21, 21-17, 21-15 atas Liu Cheng/Zhang Nan (China) pada semifinal Piala Thomas 2018 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (25/5/2018) malam WIB. (badmintonindonesia.org)

Orang tersebut melanjutkan jika kondisi belum membaik tentu sangat berisiko bagi siapapun yang harus melakukan perjalanan keluar negeri.

"Tetapi pikirkanlah, bahkan jika pemerintah Denmar membuka perbatasan dan mengizinkan kerumunan massa, siapa yang mau pergi dan mengambil resiko," tanyanya.

"Apa SOP untuk tim yang terbang ke Denmark? Apakah mereka akan ditempatkan di karantina? Ada begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan," tutup seorang pejabat BWF tersebut.

Baca: BWF Resmi Umumkan Penyelenggaraan Turnamen Piala Thomas dan Uber 2020

Baca: Kegiatan Anthony Ginting Selama Jalani Karantina di Pelatnas Cipayung, Jogging hingga Nonton Film

Penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber dapat dikatakan cukup berbeda turnamen besar olahraga lainnya, Piala Dunia dan Olimpiade.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved