Viktor Axelsen Diuntungkan dengan Skema Perubahan Skor 21x3 jadi 11x5
Pebulutangkis tunggal putra andalan Denmark, Viktor Axelsen akan menjadi pihak yang paling diuntungkan jika sistem 11x5 diberlakukan.
Axelsen dikenal sebagai pebulu tangkis yang bermain dengan menyerang bak senjata api.
Baca: Lee Chong Wei Anggap Penundaan Olimpiade Justru Untungkan Kento Momota
Baca: Impian Pebulu Tangkis Muda Malaysia Ikuti Jejak Kesuksesan Lee Chong Wei
Sementara itu, Momota terlihat lebih lambat walaupun cukup jago dalam mengcover bidang permainannya sendiri.
"Axelsen seperti pemain Denmark lainnya yang mampu bertanding dengan semangat tinggi nan cepat, sedangkan Momota terlihat lebih lambat," ungkap Hafiz.
"Kami telah melihat pada banyak kesempatan dimana Momota selalu memulai dengan kaki belakang dalam 11 poin pembuka," lanjutnya.
"Tetapi ketika bermain di bawah sistem 11 poin, anda tidak akan memiliki kemewahan tersebut," sambung pria yang kini melatih Tim Junior Malaysia tersebut.
Hafiz sendiri merupakan mantan pebulu tangkis yang memang sudah merasakan penerapan format yang hampir sama dengan skor 11x5.
Dirinya bahkan tercatat sebagai salah satu pebulu tangkis terakhir yang bermain dengan format 7x5 pada tahun 2001-2002.
Saat itu Hafiz mampu mempecundangi Lee Tsuen Seng dengan skor 7-3,7-1,3-7,7-8,7-4 untuk meraih medali Commonwealth Games di Manchester.
Hingga pada akhirnya pertandingan tersebut menjadi turnamen terakhir diterapkannya skema penilaian skor 7x5.
Menarik untuk melihat bagaimana keberlanjutan dari gagasan Presiden BWF tersebut terkait keinginannnya untuk mengganti penilaian skor 21x3 menjadi 11x5 nantinya.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)