PBSI Dukung Penundaan Olimpiade dan Usulkan Jadwal Baru Untuk Turnamen Indonesia Open
Makin mengerikannya wabah virus Corona yang melanda sebagain besar Negara di dunia membuat Olimpiade 2020 terpaksa ditunda.
"Kami tidak tahu keputusan BWF seperti apa nantinya, apakah akan ada hitungan baru lagi. Kami akan sesuaikan, sekarang kami belum bisa berkata bisa ada perubahan atau tidak," imbuhnya.
Selain berdampak dengan Olimpiade, masalah virus Corona ini juga membuat PBSI meelakukan penjadwalan ulang terhadap beberapa tunamen bulutangkis di Indonesia.
Salah satunya adalah Indonesia Open Super 1000 yang harusnya dilangsungkan pada 16-21 Juni 2020 menjadi 29 September-4 Oktober 2020 mendatang.
Sebelumnya pada tanggal tersebut sudah ada jadwal Indonesia Masters Super 100.
"Sudah kami ajukan ke BWF, turnamen Blibli Indonesia Open Super 1000 akan memakai jadwal Indonesia Masters Super 100."
"Kami masih menunggu jawaban dari BWF, termasuk jika disetujui, bagaimana kelanjutan penyelenggaraan Indonesia Masters Super 100, akan ditunda atau dibatalkan," terang Budiharto.
Kejuaraan bulutangkis terakhir yang diselenggarakan sendiri adalah All England 2020 dengan Indonesia mampu membawa pulang satu gelar di sektor ganda campuran melalui Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti
Sementara mengenai kondisi Kepala Pelatih Tunggal Putra, Hendry Saputra yang berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) virus Corona atau COVID-19, Budiharto mengatakan Hendry dalam rapid test yang dilakukannya terindikasi negatif.
Namun PP PBSI masih menunggu hasil swab Test Hendry.
Baca: 2 Rekor yang Bisa Diraih The Daddies dalam Turnamen Bulutangkis All England 2020
Baca: Sebelum Flandy Limpele, 3 Pelatih Asing Ini Juga Mengundurkan Diri Timnas Bulu Tangkis India
Sikap Menpora mengenai Ditundanya Olimpiade 2020
Sementara itu menyikapi diundurnya Olimpiade Tokyo 2020, Menteri Pemuda dan olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengeluarkan 8 sikap yang diambil oleh Kemenpora dilansir dari laman resmi Kemenpora.go.id :
1. Kemenpora menghormati sepenuhnya Pernyataan Bersama IOC dan the Tokyo 2020 Organising Committee. Seperti diketahui, Presiden IOC Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo tadi pagi telah mengadakan video conference ttg kepastian Olimpiade Tokyo di tengah merebaknya wabah Covid 19.
Dalam pertemuan virtual antara kedua pimpinan tersebut yang penuh keakraban, keduanya menunjukkan sikap keprihatinan atas merebaknya virus tersebut dan banyaknya korban yang jatuh.
2. Kemenpora juga mengapresiasi sikap kenegarawanan Pimpinan IOC dan Pemerimtah Jepang yang lebih mengutamakan keselamatan seluruh atlet dan semua pihak yang akan terlibat dalam Olimpiade tersebut, sehingga event Olimpiade diusahakan dapat terlaksana paling lambat musim panas tahun depan.
3. Selain itu, Kemenpora mendukung sepenuhnya kesepakatan tersebut yang memastikan bahwa Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung paling lambat tahun depan akan digabung dengan Paralimpik, sehingga akan bernama Olympic and Paralympic Games Tokyo 2020.