Jumat, 3 Oktober 2025

Olimpiade 2021

Dua Petinju Turki Positif Corona, Komite Olimpiade Internasional (IOC) Dianggap Ceroboh

Komite Olimpiade Internasional (IOC) dianggap ceroboh pasca dua petinju asal Turki dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
instagram/serhat.guller
Serhat Guler, Petinju Asal India yang Terinfeksi Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Komite Olimpiade Internasional (IOC) dianggap ceroboh pasca dua petinju asal Turki dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Dua petinju asal India yang positif corona tersebut tertular virus corona saat berlaga dalam kualifikasi tinu zona Eropa untuk merebut tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.

Salah satu nama petinju asal India yang dinyatakan positif corona diantaranya adalah Serhat Guler

Lokasi pertandingan ajang kualifikasi tinju tersebut berada di London, Inggris pada bulan ini.

Kejadian tersebut membuat Eyup Gozgec selaku ketua federasi tinju Turki geram atas kecorobohan IOC.

"Ketika dunia mengambil langkah-langah nyata untuk menghadapi virus itu, saya bingung ketika IOC dan pemerintah Inggris justru mengizinkan turnamen itu dihelat," ujar Eyup Gozgec kepada Guardian, dilansir Reuters.

"Padahal dari kita memiliki kekhawatiran dan hampir semua olahraga lain harus ditangguhkan karena hal ini," tambahnya.

Baca: Seorang Tim Jepang Pembawa Api Obor Olimpiade dari Yunani Terinfeksi Virus Covid-19

Baca: Delapan Pernyataan Kemenpora RI Atas Penundaan Olimpiade 2020 Tokyo

Arena Copper Box London menjadi venue pertandingan kualifikasi Olimpiade tersebut dimana ada petinju dari 40 negara yang berpartisipasi dalam agenda itu.

Gozgec pun mengakui cukup menyayangkan adanya atletnya yang terkena virus corona.

Pria yang juga menjabat sebagai kepala federasi tinju Eropa tersebut juga mengatakan pelatih dari kedua petinju tersebut akhirnya juga tertular.

"Sayangnya, dua atlet kami dan pelatih Turki kami dinyatakan positif corona setelah kembali ke Turki dari London," geramnya.

"Mereka semua kini tengah dalam perawatan dan untungnya mereka dalam kondisi baik," lanjut Gozgec.

"Ini merupakan kejadian yang dihasilkan oleh kecerobohan IOC," tegasnya.

Apalagi Gozgec menilai virus berbahaya yang saat ini menjadi pandemik tersebut sudah ada sejak Desember 2019.

"Virus ini sudah ada sejak Desember 2019, oleh karena itu tidak dapat dihindari lalu mengapa kualifikasi Eropa tidak ditunda sebelum kejadian ini terjadi?," tanyanya.

"Mereka tidak mempertimbangkan kesehatan siapapun," pungkas Gozgec.

Menarik untuk kita lihat bagaimana pihak Komite Olimpiade Internasional menuntaskan permasalahan ini.

Atlet Australia 'Patah Hati' Pasca-Keputusan Penundaan Olimpiade Tokyo 2020

Beberapa atlet asal Australia mengaku patah hati pascakeputusan penundaan Olimpiade Tokyo 2020.

Sebelumnya, pihak Australia memutuskan menolak mengirimkan para atlet untuk berlaga dalam ajang empat tahunan tersebut.

Tak berselang lama, pihak penyelenggara secara resmi juga menetapkan penundaan Olimpiade Tokyo hingga 2021.

Alasan utama penundaan Olimpiade Tokyo tersebut karena pandemi virus corona.

Baca: Corona Mengkhawatirkan, Pemprov DKI Perpanjang Fase Siswa Belajar di Rumah Sampai 5 April

Atlet pertama asal Australia yang merasa patah hati dengan penundaan Olimpiade tersebut adalah Cate Campbell.

Cate Campbell sendiri merupakan salah satu atlet andalan Australia khususnya cabang renang.

Peraih dua kali juara Olimpiade tersebut cukup kecewa dengan situasi yang ada saat ini hingga membuat Olimpiade Tokyo 2020 tertunda.

Hal ini dikarenakan ia sendiri telah berlatih keras demi menorehkan prestasi terbaik di ajang bergengsi tersebut.

"Patah hati tetapi merasa tidak terkejut, sejujurnya aku sedikit terguncang dan merasa sedikit menyesal dengan hal tersebut," ujar Cate Campbell, dikutip dari Reuters.

Baca: BREAKING NEWS: Olimpiade 2020 Jepang Akhirnya Ditunda

Baca: Australia dan Kanada Ancam Tak Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo 2020, Desak Penundaan hingga 2021

Walaupun demikian, Cate Campbell akan mencoba menerima kenyataan pahit tersebut dengan lapang dada.

"Sudah waktunya untuk menata ulang dan menjalankan tantangan berikutnya," tambahnya.

Luapan kekecewaan juga dilontarkan oleh salah satu atlet cabor polo air wanita Negeri Kangguru, Keesja Gofers.

"Namun saya lega para atlet dunia sekarang memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri untuk menatap Olimpiade pada tahun depan," sambut Keesja Gofers.

"Pada tanggal berapapun itu diadakan intinya sama yakni mempertemukan para pemain dunia terbaik," jelasnya.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, Kevan Gosper selaku mantan wakil presiden IOC Australia juga memberikan tanggapan terkait situasi tersebut.

"Tidak mungkin untuk mengadakan Olimpiade pada bulan Juli dimana memberikan kesempatan semua atlet dunia untuk datang," ujar Gosper.

"Disisi lain hal itu akan membawa resiko bagi kesehatan para atlet ditengah situasi saat ini," tambahnya.

Sebelumnya, pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo telah memutuskan penundaan hingga tahun depan karena pandemi virus corona.

 

(Tribunnews/Dwi Setiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved