Sukses di Bola, Giliran Piala Presiden Gebrak Basket
Untuk membangun dan memajukan olahraga bola basket maka dibutuhkan ekosistem kondusif semua pihak.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk membangun dan memajukan olahraga bola basket dibutuhkan ekosistem yang kondusif dari semua pihak.
Bukan hanya dari sisi pemain, melainkan juga dari sisi klub, manajer, pelatih, regulator, sponsor, supporter, media dan masyarakat pada umumnya.
"Semua pihak harus kolaborasi untuk memajukan olahraga basket. Sebab tidak ada superman, yang ada adalah supertim. Semuanya harus saling membantu," kata Ketua Steering Committee Piala Presiden Bolabasket, Maruarar Sirait, dalam jumpa pers dan drawing Piala Presiden Bolabasket di rumah makan Hasea, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).

Menurut Maruarar, Presiden Joko Widodo sendiri sangat mendukung olahraga bolabasket ini.
Sebelum menghadiri jumpa pers sendiri, Maruarar sudah bertemu Jokowi untuk melaporkan sekaligus menyampaikan undangan untuk menghadiri pertandingan ini di Solo.
Maruarar menjelaskan bahwa dalam pesannya Jokowi menginstruksikan agar Piala Presiden Bolabasket ini bisa dijalankan sebagaimana Piala Presiden Sepakbola.
Misalnya agar Piala Presiden ini berlangsung secara profesional.
"Pak Jokowi juga berpesan agar bolabasket ini dijalankan secara transparan. Makanya diaudit oleh auditor internasional PricewaterhouseCoopers (PWC)," kata Ara, demikian ia disapa, yang telah dipercaya menjadi Ketua SC Piala Presiden Sepakbola selama 4 kali.

Maruarar juga menegaskan bahwa pelaksanaan pertandingan ini tidak menggunakan uang negara sama sekali sebagaimana Piala Presiden Sepakbola.
Dana berasal dari industri dan private sektor.
"Semoga perhelatan ini bermanfaat buat memajukan bolabasket Indonesia," ungkap Ara, sambil mengatakan di antara para sponsor itu adalah Adaro, Hanamasa, PT. Maming Enam Sembilan, Swallow Globe, AICE, PWC, Redbull, Emboss Production, Club Mineral Water, Royal Sports Medicine Centre, Sritex dan Hotel Santika Indonesia.
Ketua OC Cahyadi Wanda mengatakan bahwa untuk memaksimalkan para pemain muda yang ada di setiap tim, Piala Presiden dimulai setelah dilangsungkannya Draft IBL.
Karena dengan begitu, para rookie memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan lebih banyak jam terbang sebelum memulai musim reguler mereka awal 2020 mendatang.
Sebagai Ketua OC, Cahyadi begitu percaya pertandingan ini akan berjalan lancar dan sukses dengan kehadiran sosok Maruarar.
Sebab ia dan Maruarar sudah berpengalaman saat menjalankan Piala Presiden Sepakbola.
"Kita mulai terobosan baru. Dan nanti akan ada kejutan," ungkap Cahyadi, sambil mengatakan bahwa pertandingan ini mencatakan hadiah terbesar sepanjang turnamen dan kompetisi basket di Indonesia.
"Untuk juara pertama Rp 150 juta. Kedua, 100 juta. Ketiga, 75 juta dan keempat 50 juta," sambungnya, sambil juga mengatakan bahwa pertandingan ini diikuti oleh klub Amartha Hangtuah, Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja, Louvre Surabaya, NSH Jakarta, Pacific Surabaya, Pelita Jaya Basketball, Prawira Bandung, Satria Muda Pertamina Jakarta dan Satya Wacana Salatiga.
Dalam turnamen ini peserta menjadi tiga grup dengan menggunakan sistem round robbin.
Artinya hanya akan satu tim dari setiap grup yang berhak lolos ke babak empat besar, plus satu runner-up terbaik.
Ketua Umum PB Perbasi Danny Kosasih sangat bangga dengan perheletan ini. Ia merasa kagum dan terkesan. Lebih-lebih dengan sosok Ketua SC Maruarar Sirait.
"Beliau ini hebat. Kontrol benar. Juga sangat perpeksionis. Kami yakin ini merupakan langkah untuk terus memajukan bolabasket," kata Danny Kosasih.
Bagi Danny, penyelenggaraan Piala Presiden seakan menjadi bukti keterlibatan semua pihak dalam meningkatkan kualitas dan mutu olahraga bola basket di Indonesia.
Arki, salah satu pemain basket nasional dari klub Satria Muda Pertamina mengatakan bahwa turnamen ini menjadi inspirasi. Lebih-lebih acara pembukaan dan penutupan disiarkan di televisi.
"Ini akan momotivasi anak-anak SMA untuk menjadi pemain bolabasket," ungkap Arki.
Hal sama disampaikan Abraham Wenas. Menurut Wenas, yang merupakan pemain nasional dari klub Hang Tuah, pertandingan yang hanya melibatkan pemain lokal ini membangun local pride.
"Semoga dengan pertandingan ini ada perubahan luar biasa yang menunjukkan kemajuan?" demikian Wenas.