Miniatur Kompetitor Masa Depan
Para orangtua pastinya menginginkan putra-putrinya memperoleh peningkatan setelah menjalani pelatihan berkuda equestrian
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walau hanya melibatkan 30-an atlet dengan 20-an tunggangannya, kuda, akan tetapi 'perseteruan' diantara members Anantya Riding Club (ARC) dengan para 'rider' dari JN Stud dan Prameswari stable bisa disebut sebagai 'miniatur' dari kompetisi seru di masa depan. Oleh karena itu, penampilan mereka pada hari Minggu (7/7/2013) di Anantya Riding Club, Gunung Putri, tetap menarik untuk dicermati.
Memang, sebagian dari para penampil pada 'event' ini bisa dibilang dari kalangan pemula. Hal ini juga tentunya didasari keinginan bersama untuk melihat sejauh mana kemajuan dari masing-masing 'rider' setelah berlatih sekian lama, di masing-masing stable atau perkumpulannya.
Para orangtua pastinya menginginkan putra-putrinya memperoleh peningkatan setelah menjalani pelatihan berkuda equestrian yang membutuhkan kedisip linan tinggi dan ketekunan luar biasa untuk mencapai 'kebersamaan' dengan kudanya masing-masing, baik kuda yang dimilikinya sendiri atau dengan meminjam dari klub, yang memang sudah lazim.
Di sisi lain, kalangan pemilik klub tentunya juga tetap memiliki idealisme dengan mengharapkan para 'penunggang' yang dibinanya mendapatkan 'nilai plus', dan semakin fokus untuk berlatih jika masih belum berhasil. Bagaimana pun, 'event' seperti ini adalah sebuah stimulus untuk pencapaian yang lebih baik.
Oleh karena itu pula pergelaran ini disambut baik oleh jajaran pembina dan pengurus dari Equestrian Indonesia atau EQINA, yang bernaung dibawah PP Pordasi.
"Semakin banyak klub anggota EQINA mengadakan kegiatan serupa sudah pasti kalau hal itu bisa mempercepat proses peningkatan penampilan para rider," ucap Jose Rizal Partokusumo, Ketua Umum EQINA-Pordasi.
Jose Rizal ikut mengomentisikan beberapa atletnya yang tergabung di JN Stud stable pada ajang ini. Tak semuanya merupakan atlet pemula. Beberapa diantara mereka sudah tampil di seri kejurnas EQINA, termasuk pada AE Kawilarang Memorial II, 14-16 Juni lalu di arena equestrian Pulo Mas.
SENGIT
Alwi dan Jovanka Nadia, misalnya, yang sama-sama tampil di kelas 'walk-trot' tunggang-serasi anak-anak. Bahkan, di nomor 'walk-trot' pada AEK Memorial II lalu,
Jovanka menjadi 'runner-up' setelah Jessy Lukito dari Arrowhead (Salatiga). Namun, saat di AEK-II Jovanka menunggang JN Orea, sementara hari Minggu ia bersama Optimus. Jovanka dengan Optimus-nya juga akan tampil di' show jumping' hingga 30 cm, antara lain bersaing dengan Jerome Suwoko, putra dari pemilik ARC Jusmin Suwoko.
Kuda JN Oreo yang dipakai Jovanka di AEK-II hari Minggu akan ditunggangi oleh Pandi, juga dari JN Stud, di kelas CD-3B. Tetapi, di sini dia akan bersaing dengan Nisa Prika Biantama, 'rider' yang lebih senior dari ARC. Meski Nisa lebih punya prestasi bagus di 'show jumping', tetapi penampilannya bersama Zeta besok patut diperhitungkan.
Di AEK-II lalu Nisa dengan kuda Atlantic-nya bisa menempati posisi ketiga nomor lompat rintangan 70-90 cm senior dibawah Jayadi dan Heru Kuswara.
'Rider' lain yang penampilannya layak ditunggu adalah Rosad Natsir dan Dwiputri Sitahapsari. Setelah masing-masing tampil di nomor lain, dua 'rider' tuan rumah ini bersaing di nomor 'show jumping' 70-90 cm.
Rosad Natsir, adik kandung dari 'rider' senior Rahmat Natsir yang juga instruktur di ARC, sebelumnya juga berprestasi baik di AEK-II dengan menempati posisi kedua nomor 'preliminary young-star' tunggang-serasi, di bawah William Sunjaya dari BEC. Rosad, yang waktu itu menunggang Mahesa Murti, mengungguli Dwiputri Sitahapsari yang berada di atas Donatello.
Hari Minggu, Rosad akan menunggangi Alvaro Juang di nomor tunggang-serasi medium terbuka dan advance terbuka. Kendati demikian, menarik untuk menunggu persaingannya dengan Jusmin Suwoko dan Dwiputri Sitahapsari di 'show jumping' 70-90 cm.