Kontroversi Film Animasi Merah Putih
Ini Sosok Endiarto Penggagas Film Animasi Merah Putih One For All, Pernah Bertemu Giring Ganesha
Film Merah Putih One For All dijadwalkan tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025. Film ini mengusung misi mulia untuk menyebarkan semangat persatuan..
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gagasan pembuatan film animasi Merah Putih One For All ternyata datang dari Bintang Takari dan Endiarto.
Baca juga: Warganet Minta KPK Usut Produksi Film Animasi Merah Putih One For All
Bintang Takari disebut-sebut sebagai seorang animator yang berdomisili di Singapura. Bintang kemudian menjadi sutradara dari film animasi berbiaya nyaris Rp 7 miliar tersebut ditemani Endiarto sebagai produser eksekutif.
Lalu siapa Bintang Takari dan Endiarto?
Tidak banyak informasi mengenai keduanya baik di media sosial ataupun internet. Bahkan rumah produksi Perfiki Kreasindo juga minim informasi.
Instagram @perfiki.tv juga terlihat belum memproduksi satu pun film dan hanya terlihat menyelenggarakan acara Pemilihan Putri Asuransi Indonesia.
Jumlah pengikut yang tak banyak ini mengindikasikan jika Perfiki Kreasindo bukan sebuah perusahaan film besar.
Namun di akun @perfiki. tv ada video dan foto yang memperlihatkan Endiarto yang juga CEO Perfiki Kreasindo bertemu dengan Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha.
"CEO Perfiki,tv bro Endiarto ngobrol bareng dengan pak Wamen Kebudayaan tentang prospek Perfiki.tv untuk program-program kebudayaan," tulis akun @perfiki.tv di video yang diunggah di Instagram Feeds pada tanggal 4 April 2025, dikutip Minggu(10/8/2025).

Sementara itu jejak digital sang animator sekaligus sutradara film animasi Merah Putih One For All benar-benar nihil. Bahkan akun Instagram yang diduga miliknya hanya memiliki nol unggahan, nol diikuti, dan dua pengikut.
Baca juga: Produser Toto Soegriwo Hanya Tersenyum Film Animasi Merah Putih One For All Tuai Kontroversi
Film Merah Putih One For All dijadwalkan tayang serentak di bioskop mulai 14 Agustus 2025. Film ini mengusung misi mulia untuk menyebarkan semangat persatuan melalui petualangan delapan anak dari berbagai suku di Indonesia. Pada hari kemerdekaan, 17 Agustus 2025, harga tiket film ini bahkan ditawarkan dengan harga spesial, yaitu Rp17.000.
Diketahui film Merah Putih: One For All menuai kritik tajam karena animasi yang dianggap kaku dan tidak sesuai standar industri. Cerita dan grafis dari film yang rencananya akan tayang menjelang HUT ke-RI tersebut dianggap jauh di bawah standar film animasi modern padahal sudah menghabiskan anggaran nyaris Rp 7 miliar.
Bahkan tak sedikit membandingkan kualitas film animasi Merah Putih: One For All, jauh di bawah film animasi "Jumbo" yang sukses menggaet lebih dari 10 juta penonton di bioskop, sekaligus tercatat sebagai film animasi terlaris sepanjang masa di Indonesia.
Film Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, dengan Toto Soegriwo sebagai produser utama dan Endiarto serta Bintang Takari sebagai sutradara dan penulis naskah. Film tersebut dikabarkan mendapat kucuran anggaran dari pemerintah.

Baca juga: Perbandingan Film Animasi Merah Putih One For All vs Jumbo: Kualitas, Anggaran, dan Respons Publik
Film ini dimaksudkan sebagai simbol persatuan dan semangat kebangsaan, namun justru memicu perdebatan soal kualitas, transparansi anggaran, dan etika produksi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.