Kedubes Prancis dan IFI Gandeng ASC Gelar Master Class Musik Klasik Bertaraf Dunia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerja sama budaya antara Indonesia dan Prancis kembali diperkuat. Kedutaan Besar Prancis dan Institut Français d’Indonésie (IFI) resmi menandatangani perjanjian kolaborasi dengan Ananda Sukarlan Center (ASC), menghadirkan tiga musisi klasik asal Prancis dalam rangkaian program master class di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Penandatanganan kerja sama ini digelar di IFI Thamrin, Jakarta Pusat, sebagai bentuk komitmen berkelanjutan antara Prancis dan Indonesia dalam pengembangan musik klasik. Kolaborasi ini mencakup penyelenggaraan Ananda Sukarlan Award (ASA) 2025, serta program master class eksklusif yang akan digelar pada 13–20 September 2025.

Tiga solois ternama dari Prancis yang akan membagikan ilmunya adalah Eric Lacrouts (biola), Fabrice Loyal (cello), dan Jean-Baptiste Fonlupt (piano). Ketiganya tergabung dalam Trio Saint-Saëns, grup musik klasik kenamaan asal Prancis.

Master class ini terbuka secara gratis bagi para pemenang ASA dan peserta lain yang lolos seleksi dari ASC. Langkah ini dinilai sebagai peluang emas untuk musisi muda Indonesia menimba ilmu dari para maestro internasional.

“Prancis memiliki panggung dan sekolah musik klasik terkemuka seperti Conservatoire de Paris dan École Normale de Musique de Paris. Lewat kerja sama ini, kami ingin mendorong lebih banyak talenta Indonesia tampil di kancah global,” ujar Jules Irrmann, Direktur IFI sekaligus Konselor Kebudayaan Kedubes Prancis, dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (5/7/2025).

Baca juga: Sammy Simorangkir Hadirkan Warna Baru di Lagu Berikan Yang Terbaik

Sementara itu, musisi dan komponis Ananda Sukarlan menyatakan bahwa hubungan musik klasik Indonesia dan Prancis sudah terjalin sejak lama. Ia menyinggung peristiwa Paris Expo 1889, saat Claude Debussy mengenal gamelan untuk pertama kalinya.

“Saya berharap pemenang ASA bisa memperkenalkan kekayaan musik klasik Indonesia ke Prancis—lebih dari sekadar gamelan,” kata Ananda, yang juga Ketua Bidang Seni dan Budaya di organisasi Aliansi Bersatu Anti SARA (ABAS).

Tahap pertama kompetisi ASA 2025 sudah berlangsung secara daring melalui YouTube dengan tagar #AnandaSukarlanAward2025. Finalnya akan digelar di Auditorium IFI Thamrin, 13 Juli mendatang, dengan dewan juri yang diketuai Ananda Sukarlan dan beranggotakan Calvin Abdiel Tambunan, Alice Cahya Putri, dan Eric de Reenen.

Sebagai rangkaian pra-event, Calvin Abdiel akan menggelar konser resital piano solo pada Sabtu, 12 Juli. Sementara pada 14 Juli, Calvin dan Alice akan memberikan sesi master class tambahan bagi peserta terpilih.

Kolaborasi ini tak sekadar pertukaran budaya, melainkan juga panggung lahirnya musisi klasik Indonesia masa depan yang siap menembus pasar internasional.

Baca juga: Cara William Wijaya Jadikan Musik Klasik Bisa Dinikmati  Banyak Orang

Menurut data UNESCO Institute for Statistics, Prancis merupakan salah satu dari lima negara dengan jumlah konservatori musik terbanyak di dunia.

“Saya berharap pemenang ASA tidak hanya mengenal musik klasik Prancis, tetapi juga memperkenalkan kekayaan musik klasik Indonesia—lebih dari sekadar gamelan—kepada publik Prancis,” kata Ananda, Ketua Bidang Seni & Budaya, Aliansi Bersatu Anti SARA (ABAS). Sebuah organisasi besutan Boyke Djohan sebagai Ketua Umumnya.

Sementara itu, Indonesia melalui Kemendikbudristek mencatat bahwa minat terhadap pendidikan seni musik mengalami peningkatan signifikan pascapandemi, dengan pertumbuhan lebih dari 17 persen pada 2024.