Senin, 29 September 2025

Musik Dapat Tingkatkan Kecerdasan Anak, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa pelatihan musik dapat meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak, bahkan sejak usia sangat dini.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Freepik
ILUSTRASI IBU-ANAK. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musik bukan hanya sekadar rangkaian suara merdu. 

Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa pelatihan musik dapat meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak, bahkan sejak usia sangat dini.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Lisa Pangemanan, Sp.A, Subsp.T.K.P.S(K).

Dalam sebuah studi tahun 2004, sebanyak 144 anak usia 6 tahun ke bawah dibagi menjadi empat kelompok. 

Mereka mengikuti pelatihan keyboard, menyanyi, drama, dan satu kelompok tanpa pelatihan sebagai kontrol. 

Baca juga: Dokter Ingatkan Tumbuh Kembang Anak Tidak Hanya Berat Badan, Tapi Juga Emosi dan Sosial

Pelatihan dilakukan seminggu sekali dalam kelompok kecil selama satu tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak yang menerima pelatihan musik mengalami peningkatan signifikan dalam berbagai aspek kognitif, seperti pemahaman verbal, kecepatan memproses informasi, hingga Intelligence Quotient (IQ) secara keseluruhan.

"Freedom boost, pemberian musik, itu akan meningkatkan febrile comprehension, perceptual organization, processing speed, freedom for distractability, dan juga overall IQ," jelasnya pada media briefing virtual yang diselenggarakan IDAI, Selasa (24/6/2025). 

Dampak positif juga dirasakan oleh anak-anak dengan kebutuhan khusus. 

Pada 2023, sebuah systematic review menunjukkan bahwa terapi musik aktif mampu meningkatkan kemampuan sosial anak dengan perilaku agresif. 

Sementara terapi pasif seperti mendengarkan musik, dapat membantu dalam aspek akademik seperti membaca, menggambar, dan aritmetika.

Namun, efektivitas musik sebagai terapi juga bergantung pada banyak faktor. Mulai dari jenis musik, tempo, durasi, hingga cara penyampaian. 

Pemilihan musik harus dipersonalisasi, layaknya pemberian obat yang mempertimbangkan dosis dan kondisi pasien.

Sebagai contoh, terapi musik yang diberikan pada 608 anak dengan Autism Spectrum Disorder dalam penelitian tahun 2022, memberikan peningkatan dalam respons sosial, walau belum signifikan terhadap perilaku adaptif dan kemampuan bicara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan