Selasa, 30 September 2025

Ibadah Haji 2025

Khawatir Menstruasi Saat Lakukan Ibadah Haji? Dokter Beri Tips Ini

Jelang keberangkatan haji, banyak calon jemaah haji perempuan yang khawatir ibadah mereka akan terganggu oleh menstruasi. 

Freepik
MENSTRUASI SAAT HAJI - ilustrasi nyeri menstruasi. Jelang keberangkatan haji, banyak calon jemaah haji perempuan yang khawatir ibadah mereka akan terganggu oleh menstruasi.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Jelang keberangkatan haji, banyak calon jemaah haji perempuan yang khawatir ibadah mereka akan terganggu oleh menstruasi. 

Baca juga: Mood Buruk Saat Menstruasi Ganggu Aktivitas, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Untuk mengatasi masalah ini, dokter umum dr. Mohammad Zakir Chohan, MARS, CEMHP dari RSPI Sulianti Saroso beri beberapa tips untuk menyiasatinya. 

Langkah pertama adalah melakukan konsultasi dahulu dengan dokter terkait siklus haid. 

Harus konsultasi dulu terkait tentang siklus haid dari seseorang wanita, apakah dia teratur apa tidak," ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (19/5/2025). 

Baca juga: Alasan Anak Perempuan Saat Ini Lebih Cepat Menstruasi Menurut Spesialis Ginekologi

Dari konsultasi ini, dokter pun dapat menilai kedatangan menstruasi bisa diatur dengan cara atau metode apa. 

Sehingga jamaah bisa lebih nyaman saat menunaikan ibadah.

Kedua, penundaan atau memajukan haid dengan menyesuaikan waktu berhaji. 

Cara ini, kata dr Zakir biasanya dipastikan terlebih dahulu lewat konsultasi dengan tenaga kesehatan terkait. 

Hal yang dicari tahu lewat konsultasi ini adalah memastikan, apakah siklus haid teratur atau tidak. 

Baca juga: Momen Pertemuan dengan Mbah Sumbuk, Jemaah Haji Tertua, Tanya Lemet & Beras saat Tiba di Jeddah

Atau, tenaga kesehatan harus merekomendasikan pemeriksaan tertentu untuk melakukan penilaian, jika menstruasi datang tidak teratur. 

Pada konsultasi, calon jemaah perempuan ini juga harus bisa membedakan darah menstruasi dengan istihadah. 

"Istihadah itu adalah perdarahan dalam jumlah yang banyak atau sedikit yang memanjang atau tidak, dan tidak beraturan dalam siklus haid," kata dr Zakir. 

"Jadi kita harus bedain dulu nih. Karena secara fikih juga nanti akan berbeda dalam hal memahami masalah haid dan istihadah. Karena untuk haid itu jelas, kalau misalkan seorang wanita dalam haid berarti mereka tidak boleh melakukan ibadah," sambungnya. 

Sedangkan istihadah, ada ketentuan bisa melakukan ibadah. Namun harus tetap membersihkan diri terlebih dulu.

"Jadi itu yang harus dibedakan dulu. Nah itulah perlu konsultasi sebelum keberangkatan ke Tanah Suci," imbuhnya. 

Ketiga, memajukan atau memundurkan siklus menstruasi. 

Memajukan siklus menstruasi, kata dr Zakir biasanya dengan memberikan obat berisi hormon. 

Pemberian obat ini bisa dimulai dari hari ke-5 sampai dengan hari ke-19 siklus menstruasi.

Sehingga siklus menstruasinya akan lebih cepat, atau maju 7 hari dari biasanya. 

"Kalau memundurkan ini lebih banyak dipilih oleh para calon jama'ah haji wanita. Kenapa? Karena mereka bisa mengatur. Jadi dari mulai siklus haid yang terakhir, di hari ke-5, mereka sudah bisa mengonsumsi obat-obatan penunda haid. Sehingga mereka bisa menjalankan ibadah haji tanpa terganggu adanya siklus menstruasi," papar dr Zakir. 

Selama mengonsumsi obat yang diberikan, jemaah perempuan tidak akan mendapat menstruasi.

Jemaah perempuan ini bisa mengukur sendiri sampai kapan menggunakan obat tersebut. 

"Biasanya setelah 5-7 hari setelah stop obat yang biasa dikonsumsi untuk menunda haid, mereka akan dapat haid seperti biasa," tutupnya. 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan