Minggu, 5 Oktober 2025

Hari Kartini

Cinta Laura Ungkap Pernah Diremehkan Saat Jadi Satu-satunya Pembicara Perempuan di Sebuah Seminar

Cinta Laura menyentil isu kesetaraan gender.  Ia pernah merasa diremehkan ketika menjadi satu-satunya pembicara perempuan dalam seminar.

Tribunnews.com/ Alivio
HARI KARTINI - Cinta Laura ditemui usai "Pementasan Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini" di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusta, Senin (21/4/2025). Cinta Laura menyentil isu kesetaraan gender.  Ia pernah merasa diremehkan ketika menjadi satu-satunya pembicara perempuan dalam seminar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cinta Laura membagikan pengalaman pribadinya yang menyentil isu kesetaraan gender

Dalam peringatan Hari Kartini, Cinta mengungkap pernah merasa diremehkan ketika menjadi satu-satunya pembicara perempuan dalam sebuah seminar akademik.

Baca juga: Pesan Cinta Laura di Hari Kartini untuk Perempuan: Jangan Minder, Kita Layak Bahagia dan Sukses

"Mungkin 2-3 tahun lalu, aku pernah jadi pembicara di universitas, satu-satunya perempuan di antara semua panelis. Tapi anehnya, saat masuk green room, aku malah diarahkan duduk di meja berbeda bersama istri-istri pembicara dan rektor," cerita Cinta saat ditemui di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

Padahal, posisi Cinta sama seperti pembicara lain yang duduk di meja utama. 

Keputusan panitia tersebut sempat membuatnya bertanya-tanya mengenai perlakuan yang ia terima.

Baca juga: Tunjukkan Kepercayaan Diri, Cara Cinta Laura Hadapi Diskriminasi

"Permasalahannya bukan karena aku duduk dengan istri-istri mereka pun hebat. Tapi, kenapa aku sebagai pembicara tidak duduk bersama pembicara lain? Itu yang bikin aku merasa aneh," ungkapnya.

Merasa ada ketidakadilan, Cinta akhirnya memutuskan untuk bergabung di meja para pembicara pria. 

Namun, ia merasakan ketegangan yang muncul akibat keputusannya itu.

"Aku duduk saja di sana dan menyapa mereka, tapi langsung terasa ada tension. Seolah mereka nggak nyaman," ujarnya.

Menariknya, pengalaman itu justru ia jadikan contoh saat memberikan materi di atas panggung. 

Cinta memanfaatkan kejadian tersebut untuk menyampaikan pentingnya kesetaraan gender dan bagaimana perempuan seharusnya diperlakukan setara dalam berbagai ruang, termasuk ruang intelektual.

"Rektornya bahkan terlihat merasa bersalah. Tapi aku nggak masalah, karena aku percaya perempuan zaman sekarang punya kesempatan besar, tinggal bagaimana kita membuktikan diri melalui prestasi," kata Cinta.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved