Selasa, 30 September 2025

Hotma Sitompul Meninggal Dunia

Rutin Dilakukan Hotma Sitompul Sebelum Meninggal, Ini Sebab Seseorang Harus Cuci Darah

Advokat kondang Hotma Sitompul meninggal dunia pada hari Rabu (16/4/2025) di RSCM, pada usia 75 tahun.

/DANY PERMANA
Pengacara kondang Hotma Sitompul (tengah) mendatangi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menjenguk anak buahnya yang ditahan KPK, Mario Bernardo, Jakarta, Rabu (6/11/2013). Mario ditahan dan diajukan ke meja hijau karena diduga terlibat suap dalam pengurusan kasus di Mahkamah Agung. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Advokat kondang Hotma Sitompul meninggal dunia pada hari Rabu (16/4/2025) di RSCM, pada usia 75 tahun.

Dari penuturan pihak keluarga, Hotma Sitompul sebelum meninggal menderita komplikasi.

Ia juga rutin menjalani cuci darah.

“Karena komplikasi memangnya, karena memang untuk sakitnya sendiri itu biasanya 2 atau 3 kalau seminggu (cuci darah)," jelas Juru Bicara Keluarga Hotma Sitompul, Philipus Sitepu di RSCM, Jakarta.

Hotma Sitompul rencananya dikebumikan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (19/5/2025).

Baca juga: Melayat ke Rumah Duka Hotma Sitompul, Desiree Tarigan dan Bams Pilih Diam

“Akan dikebumikan rencana hari Sabtu pagi. Kemudian acaranya akan ada di rumah Pangeran Antasari nomor 79A dari hari ini, besok, Jumat sampai dengan Sabtu pagi,” kata Philipus.

Diketahui, cuci darah merupakan tindakan medis yang dilakukan oleh pasien penyakit ginjal kronis atau gagak ginjal stadium akhir, dimana ginjal tidak lagi bisa berfungsi dengan baik.

Mengutip dari WebMD, saat ginjal tidak berfungsi dengan baik, hal itu dapat menyebabkan komplikasi di area tubuh lainnya.

Seperti anemia, retensi cairan, gout, penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), hiperkalemia, asidosis metabolik, uremia dan lainnya.

Juga bisa meningkatkan masalah tulang dan infeksi.

Bisakah komplikasi itu dicegah?

Pasien dapat memperlambat perkembangannya dan menurunkan risiko terkena komplikasi kesehatan akibat penyakit gagal kronik.

Caranya melakukan pemeriksaan darah dan urinalisis rutin akan membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini.

Dokter biasanya memantau fungsi ginjal dengan memeriksa perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR), nitrogen urea darah (BUN), kreatinin (Cr), dan albumin urin.

Tim perawatan kesehatan biasanya akan membantu mengontrol diabetes, kolesterol, dan berat badan.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah komplikasi meliputi adalah berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas fisik secara teratur, menjaga berat badan yang sedang, tidur selama 7 hingga 8 jam setiap malam, menghindari merokok dan paparan asap rokok, mempelajari mekanisme penanganan untuk mengelola stres, kecemasan, atau depresi, mengonsumsi obat yang diresepkan sesuai petunjuk.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan