Edward Akbar Dukung Tamara Blezynski, Berharap Dapat Keadilan terkait Kasus Penggelapan Hotel

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Tamara Blezynski sedang berjuang mendapatkan haknya, atas warisan hotel dari sang ayah yang diduga digelapkan oleh beberapa orang.

Tamara Blezynski pun sudah melaporkan pelaku dugaan penggelapan hotel warisan keluarganya ke Polda Jawa Barat, Desember 2021.

Sebelum membuat laporan ke Polda Jawa Barat, Tamara Blezynski melakukan diskusi ke Mabes Polri agar ia tidak salah jalan.

Keponakan Tamara Blezynski, Edward Akbar tak banyak bicara terkait kasus yang sedang diperjuangkan oleh tantenya itu di Polda Jawa Barat.

Baca juga: Jadi Komplotan Teroris di Film Sayap Sayap Patah, Edward Akbar Bangga Lakoni Silent Act

Edward Akbar menyebut kasus yang sedang diperjuangkan Tamara sangat sensitif. Ia takut salah bicara karena beda persepsi dengan tantenya.

"Karena banyak pihak yang terlibat dan mudah-mudahan outputnya utamanya kebenaran, keadilan, dan almarhumah ibu saya. Saya gak mau komen," kata Edward Akbar ketika ditemui disela-sela jumpa pers film 'Sayap Sayap Patah' di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (12/8/2022).

Pria berusia 36 tahun itu tak mau menceritakan kronologi sampai akhirnya Tamara dan keluarga besar mereka harus membuat laporan kepolisian di Polda Jawa Barat.

"Karena sensitif, saya tidak bisa komentar, maaf. Tapi komunikasi saya dengan Tamara sangat baik," ucapnya.

Hanya saja suami dari Kimberly Rider itu menilai, saat ini Tamara sedang memperjuangkan hak dari keluarga mereka atas hotel warisan yang diduga digelapkan.

"Karena bukan untuk saya aja, saya sudah bersyuskur punya anak lucu-lucu dan keluarga. Tapi saya berharap sepupu, keponakan, dan keturunannya dapat keadilan," jelasnya.

Edward Akbar memberikan dukungan moril kepada Tamara Blezynski agar apa yang sedang diperjuangkan bisa menemui titik terang demi keluarga besar.

"Saya cuma bisa doakan yang terbaik dan semoga kebenarannya terungkap itu aja," ujar Edward Akbar.