Kabar Artis
Jadi Sutradara, Umay Shahab Akui Sempat Tak Dapat Restu dari Orang Tua, Kenapa?
Umay Shahab mengaku awalnya tak disetujui penuh oleh orang tua untuk menjadi sutradara, kendati demikian ia terus membuktikan niat baiknya.
Penulis:
Katarina Retri Yudita
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Umay Shahab mengaku awalnya tak mendapat restu dari orang tua untuk menjadi sutradara.
Menurut orang tuanya, Umay Shahab lebih baik menjadi aktor saja
Dikutip dari YouTube Cumicumi, Jumat (15/7/2022), Umay Shahab menyebut orang tuanya sempat tak memberi dukungan saat awal.
"Walaupun awalnya orang tua tetep kayak 'Kok jadi sutradara? Mending main aja'."
"'Udah lebih aman lah, mungkin dari segala sisi lo nggak perlu secapek itu mungkin'."
"Awalnya mereka nggak yang langsung support," terang Umay.
Baca juga: Umay Shahab Ungkap Awal Mula Ingin Jadi Sutradara, Terinspirasi dari Sosok Noto Bagaskoro
Kendati demikian, Umay tak patah semangat dan terus membuktikan kepada orang tuanya.
"Aku juga tetep harus menunjukkan sesuatu, tapi malah ngebuat aku semangat lagi," ucapnya.
Oleh karena kegigihannya, kini orang tuanya memberikan dukungan yang begitu besar untuknya.
"Akhirnya terbukti sekarang dan mereka support-nya jauh-jauh lebih besar lagi."
"Dukungan orang tua sih gede banget, ini buktinya ibu saya ada di sini nemenin saya sebagai eksekutif produser juga," tuturnya.
"Bukan karena biar jadi bisnis dan dinasti keluarga, enggak sih, kita tidak seoligarki itu."
"Tapi lebih kepada mereka selalu men-support aku dalam kondisi apapun," sambungnya.
Orang tua Umay pun selalu mendampingi dan mendukung apa yang dicita-citakannya.
"Mereka mau nemenin aku, menjaga aku sampai aku punya legacy-nya sendiri nantinya."
"Mereka sebagai orang tua pasti ingin tetap terus ada melihat anaknya bertumbuh dan jagain aku."
"Jadi ya aku sangat bersyukur sama Allah, bisa dikasih orang tua yang supportive sama apa yang aku cita-citakan," bebernya.

Menurut Umay, masa berhentinya nanti jadi sutradara jika sudah tak memiliki inspirasi lagi.
"Masa berakhirnya sutradara adalah ketika dia tidak bisa punya inspirasi lagi."
"Itu yang selalu aku minta sama partner kerjaku, sama mamaku, sama Prilly."
"Jangan pressure aku terlalu berat, inspirasiku ilang, aku nggak punya inspirasi lagi."
"Aku akhirnya cuma bisa bikin karya-karya yang orang-orang suka, tapi aku nggak suka," jelasnya.
Sementara itu, Umay merasa masih mempunyai inspirasi saat dirinya masih menyukai karyanya.
"Selama aku masih suka sama karyaku, di situ aku masih punya inspirasi."
"Di situ aku masih punya idealisme dan di situ aku masih mau berjuang," terangnya.
"Di situ aku nggak akan di-underestimate orang karena aku punya referensi, aku punya selera, aku punya inspirasi."
"Jadi selama inspirasinya masih ada, selama keresahannya masih besar, menurut aku nggak akan ada habisnya sebagai film maker," sambungnya.

Umay pun memiliki visi misi ke depan untuk semua orang dari berbagai kalangan.
"Visi misinya adalah kita pengen jadi production house studios yang bisa menjadi wadah buat semua orang, buat generasi muda, buat generasi tua sekali pun."
"Buat siapa pun tanpa ada embel-embel senioritas atau embel-embel kita dekat satu sama lain," ujarnya.
"Jadi emang yang berbicara harus karyanya, bukan karena kita deket aja kayak gitu sih."
"Jadi emang visi misi kita jadi wadah buat semua film maker yang punya karya bagus," tutup Umay Shahab.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Umay Shahab