Selasa, 7 Oktober 2025

Kabar Artis

SOSOK Yati Surachman, Mulai Akting sejak 1970, Ternyata Pernah Menangkan Penghargaan Asia Pasific

Film pertama yang dibintangi Yati berjudul Inem Pelayan Seksi (1975). Kepopulerannya kian melejit setelah bermain dalam film Perawan Desa.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
WARTA KOTA/ARIE PUJI WALUYO
Aktris senior Yati Surachman - Kepopulerannya kian melejit setelah bermain dalam film Perawan Desa garapan Franky Rorimpandey. Berkat perannya dalam film tersebut, Yati berhasil meraih penghargaan Best Actress di Festival Film Asia Pasific pada 1980. 

Sum menjadi korban perkosaan sejumlah anak muda dari keluarga pejabat.

Yati pernah membintangi sinetron-sinetron ternama, di antaranya Pernikahan Dini, Dukun Palsu, dan Nyoman dan Presiden.

Pada 1995, berkat Dukun Palsu Yati masuk nominasi pemeran utama wanita terbaik pada Piala Vidia.

Piala Vidia merupakan ajang penghargaan untuk sinetron Indonesia.

Yati dikenal sering mendapatkan peran sebagai seorang nenek-nenek baik di dalam film atau sinetron.

Sering Direndahkan Gara-gara Peran ART

Masih dari Kompas.com, Yati mengaku sering direndahkan oleh orang banyak gara-gara memerankan sosok ART.

Meski begitu, Yati tidak ingin mengambil pusing dan mempedulikan omongan orang-orang yang merendahkannya.

"Banyak (direndahkan orang lain), tapi buat saya, saya selalu pakai ilmu padi, artinya kalau memang orang mau merendahkan saya."

"Jadi biar Tuhan yang kasih karma, dia merendahkan saya, dia akan direndahkan orang lain," kata Yati dalam wawancara bersama Kompas.com 12 Juni 2020, lalu.

Ia kemudian mencontohkan cacian yang sering dilontarkan orang lain terhadapnya.

"Cuma banyak orang yang menganggap 'oh yang jadi suka pemeran pembantu', mereka tidak nontonnya (sampai) selesai," ujar Yati.

Baca juga: Curhat Yati Surachman: Merasa Pemain Senior Kurang Dihargai hingga Honor Tak Adil

Baca juga: Tak Lagi Punya Penghasilan, Yati Surachman Pinjam Kartu Kredit ke Keponakan

Kritik Sinetron Zaman Sekarang

Yati Surachman menilai sinetron dulu dan sekarang memiliki perbedaan yang signifikan.

Ia mengklaim sinetron sekarang acap kali lebih mementingkan kuantitas, bukan kualitas.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved