Kamis, 2 Oktober 2025

Drama korea

Rekap Sinopsis It's Okay to Not Be Okay Episode 15: Mun Yeong Meminta Gang Tae Pergi

Episode 15 ini adalah bab terakhir dari seri yang dramatis saat ketiga karakter utama akhirnya menghadapi ketakutan mereka secara langsung.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
tvN
Rekap Sinopsis It's Okay to Not Be Okay Episode 15: Mun Yeong Meminta Gang Tae Pergi 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sinopsis drama Korea It's Okay to Not Be Okay episode 15 yang tayang di tvN dan Netflix Sabtu (8/8/2020) malam.

Episode 15 ini adalah bab terakhir dari seri yang dramatis saat ketiga karakter utama akhirnya menghadapi ketakutan mereka secara langsung.

**Peringatan Spoiler: Sinopsis ini menggambarkan jalan cerita drama secara detil**

Episode 15 drama Korea It's Okay to Not Be Okay dimulai saat Do Hui-jae melihat Sang-tae yang perlahan teridur.

Hui-jae menelepon Gang-tae dengan HP Sang-tae dan memintanya datang ke kastil terkutuk.

Gang-tae kemudian datang dan panik saat melihat kakaknya berbaring di sofa.

Baca: Rekap Sinopsis Drama Its Okay to Not Be Okay Episode 14: Ketika Mun Yeong Mengetahui Kebenarannya

Baca: Rekap Sinopsis Drama Its Okay to Not Be Okay Episode 13: Sang Tae Hadapi Ketakutan Terbesarnya

--

Sang-tae diberi obat penenang.

Do Hui-jae kemudian bercerita bagaimana ia menciptakan Mun-yeong seperti kanvas lukisan.

Gang-tae marah dan menyebut Mun-yeong adalah manusia bukan lukisan.

Do Hui-jae berbalik marah dan menyalahkan Gang-tae karena membuat Mun-yeong menjadi orang yang berbeda.

Hui-jae menantangnya membunuhnya agar takdir kejamnya dengan Mun-yeong berlanjut.

Gang-tae berkata hal itu tak akan terjadi.

--

Do Hui-jae tak menyerah, ia menceritakan awal tebunuhnya ibu Gang-tae dan menuduh Mun-yeong di balik itu semua.

Ibu Gang-tae rupanya adalah ART di kastil Mun-yeong.

Suatu hari, Mun-yeong melihat burung yang terluka dan bertanya kepada ibu Gang-tae apakah ia harus membunuhnya.

Ibu Gang-tae terkejut dan merasa ada yang salah dengan psikologi Mun-yeong.

Ia lalu menghadap ibu Mun-yeong dan menawarkan tampat berobat untuk Mun-yeong.

Namun, ibu Mun-yeong langsung tersinggung dan membunuhnya.

--

Gang-tae amat kecewa mendengar ibunya dibunuh karena alasan sepele itu.

Gang-tae yang emosi kemudian mencekik Do Hui-jae.

Tapi Gang-tae kemudian teringat Mun-yeong, ia melepasan cekikannya.

Namun, Do Hui-jae justru menusuk Gang-tae dengan suntikan dan menyebutnya pengecut.

Gang-tae terjatuh, Mun-yeong datang.

Mun-yeong mencoba menusuk ibunya, tapi Gang-tae menghentikan niat Mun-yeong.

Gang-tae mengingatkan kembali janji Mun-yeong untuk tidak membunuh "kupu-kupu" jika saatnya "kupu-kupu" itu muncul.

Mun-yeong menjatuhkan pisaunya, tapi itu malah membuka kesempatan bagi Do Hui-jae.

Do Hui-jae mencoba menusuk Mun-yeong, tapi Sang-tae tiba-tiba bangun dan memukul kepala Do Hui-jae dengan buku besar.

Do Hui-jae terjatuh, Sang-tae melindungi kedua adiknya.

--

Do Hui-jae akhirnya ditangkap polisi.

Kepada direktur Oh, Do Hui-jae berkata ia tetap menang karena Mun-yeong dan Gang-tae tak bisa bersatu.

Direkur Oh kemudian bertanya di mana Park Ok Ran, Do Hui-jae menjawab ia hanya telah selesai berakting dan meninggalkan panggung.

--

Gang-tae jatuh pingsan akibat insiden itu.

Mun-yeong bersedih dan merasa bersalah karena Gang-tae selalu terluka karenanya.

Saat Gang-tae bangun, Mun-yeong meminta Gang-tae pergi karena ia tak ingin menyakiti Gang-tae lagi.

Mun-yeong menyuruh Gang-tae dan Sang-tae segera berkemas dan pergi.

Mun-yeong berkata ia serius atas keputusannya.

--

Keesokan paginya, Gang-tae memeluk kakaknya dan berterima kasih karena telah menyelamatkannya.

Sang-tae bertanya-tanya kenapa kepala perawat bisa menjadi jahat.

Gang-tae berkata kepala perawat itu hanya orang jahat yang berpura-pura baik yang tak suka melihata orang lain bahagia.

Sang-tae kemudian berkata ia dan Gang-tae serta Mun-yeong harus tinggal bersama seperti keluarga.

Gang-tae kemudian bertanya bagaimana jika Mun-yeong menyuruh mereka pergi.

Sang-tae lalu menjawab, "lawan dulu aku," yang berarti ia tak ingin melepaskan dan meninggalkan Mun-yeong begitu saja meski sudah diusir.

--

Mun-yeong pun berkata pada Sang-tae ia tak jadi menerbitkan buku dan meminta Sang-tae pergi.

Sang-tae tak mau dan kembali ke tempatnya untuk lanjut membuat ilustrasi.

--

Gang-tae kemudian mendatangi direktur Oh untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya.

Ia kemudian meminta konsultasi pada direktur Oh.

Gang-tae berkata memang benar ia tak bisa melupakan perbuatan ibu Mun-yeong yang telah membunuhnya.

Tapi direktur berkata Mun-yeong juga lah yang membuat Gang-tae mengurungkan niat untuk membunuh.

Ia berkata kepada Gang-tae, berpisah atau bersama, Gang-tae dan Mun-yeong akan tetap menderita.

Jadi, mengapa mereka tidak bersama saja, orang yang sama-sama menderita membutuhkan satu sama lain untuk bergantung.

--

Mun-yeong kemudian berkata kepada Lee Sang-in ia pensiun dan tak mau menulis lagi.

Sang-in memohon kepada Mun-yeong untuk mengubah pikirannya.

Sang-in percaya dongeng adalah cara Mun-yeong berbicara kepada dunia, jadi jika Mun-yeong tak mau menulis lagi, itu artinya ia sudah tak mau hidup dan bicara pada dunia.

--

Gang-tae masih belum menyerah membujuk Mun-yeong agar mereka tetap tinggal bersama.

Gang-tae bahkan menceritakan dongeng tentang dua bersaudara miskin yang diam-diam saling tolong menolong agar bisa bertahan hidup.

Gang-tae menyebut mereka juga harus saling bergantung satu sama lain seperti tokoh dalam dongeng itu.

Setelah mendengar itu, Mun-yeong masih cuek, membuat Gang-tae kesal dan sedikit berteriak pada Mun-yeong.

--

Nam Ju-ri tiba-tiba menelepon Mun-yeong dan memintanya melihat ibunya yang sakit.

Mun-yeong menolak, tapi pada akhirnya ia tetap datang.

Saat tiba di rumah Ju-ri, sang ibu nampak sehat-sehat saja.

Ibu Ju-ri bahkan telah menyiapkan makanan kesukaan Mun-yeong.

Nampaknya itu hanya "jebakan" yang dibuat Gang-tae agar Mun-yeong mau makan.

Di saat itu, Mun-yeong bertanya-tanya mengapa semua orang baik padanya.

Ibu Ju-ri menyampaikan beberapa alasan, tapi yang paling utama karena Mun-yeong memperlakukan Gang-tae apa adanya.

--

Setelah makan di rumah ibu Ju-ri, Mun-yeong pulang dan melihat Sang-tae tertidur di tangga menunggunya.

Mun-yeong masih saja bertanya-tanya kapan mereka akan pergi.

Namun Sang-tae mengalihkan pembiraaan dan mendesak Mun-yeong memeriksa tugasnya, yaitu tugas menggambar ekspresi.

Gambar yang dibuat Sang-tae yaitu gambar Gang-tae yang tersenyum saat tidur karena bahagia.

Sang-tae berkata baru kali itu ia melihat Gang-tae tersenyum bahagia.

Mun-yeong meneteskan air mata melihat gambar itu.

Ia berkata pada Sang-tae gambar itu sangat indah.

Sang-tae lalu memberikan lukisannya.

--

Gang-tae dan Sang-tae menanam pohon di rumah sakit untuk ibunya.

Di pohon itu, mereka menggantungkan foto keluarga bersam Mun-yeong.

Mun-yeong kemudian datang dan meminta maaf, Gang-tae tiba-tiba muncul.

Gang-tae berkata ia akan terus berusaha dan meminta Mun-yeong untuk tidak lagi mengusirnya.

Namun Mun-yeong masih saja cuek.

Hingga pada akhirnya Gang-tae mengucapkan kata cinta.

Gang-tae berteriak ia mencintai Mun-yeong tapi nampak Mun-yeong tak bergeming.

Adegan ini mirip saat di mana Mun-yeong mengucapkan cinta pada Gang-tae sambil berteriak berulang-ulang.

Gang-tae dan Mun-yeong kembali ke kastil dan Gang-tae terus saja mengucap cinta.

Gang-tae bahkan mencium Mun-yeong dan terus mendesaknya di atas meja.

**Bersambung ke episode 16 (terakhir)**

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved