Sabtu, 4 Oktober 2025

Heboh Anak SD Hujat Aurel Hermansyah hingga Ashanty Geram, Psikolog Beri Tanggapan

Heboh soal hujatan anak SD terhadap Aurel Hermansyah hingga membuat Ashanty geram. Begini tanggapan psikolog.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Instagram @ashanty_ash
Aurel Hermansyah dan Ashanty 

"Dengan menulis ini sy memperingatkan untuk berhati2 dan bijak dalam bersosial media, kalau sudah ke anak2 saya sampai mana pun akan saya cari!!"

"Apa lagi kamu masih anak2 banget, tugas km itu belajar dan sukses untuk membanggakan orang tua, jangan malah memprovokasi atau memfitnah apa lagi seseorang yg tidak km kenal. Kasian orang tua dan keluarga kamu," kata Ashanty.

Diketahui, kini Ashanty telah menghapus unggahannya tersebut dari Instagram.

Namun, hujatan yang dilontarkan oleh seorang anak SD itu telah menggemparkan warganet di jagat maya.

Sejumlah warganet mengaku heran melihat aksi bocah tersebut.

Tanggapan Psikolog

Melihat kejadian tersebut, psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, S. Psi, CHt, menilai pelaku kurang dekat dengan orang tuanya.

Menurut Maya, tindakan yang dilakukan anak tersebut merupakan bentuk pelampiasan dari perasaannya.

"Terlihat bahwa anak ini kurang begitu terbuka dan dekat dengan orang tua, sehingga pelampiasan perasaan ia tunjukkan lewat medsos," kata Maya pada Tribunnews.com, Jumat (7/8/2020) siang.

Maya menjelaskan, seorang anak yang dekat dengan orang tuanya tentu akan memiliki proses katarsis yang positif ketika ada masalah.

Maya Savitri
Psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, S. Psi, CHt. (Instagram @psikologianava.psikotes)

Sementara itu, menurut Maya, anak tersebut mencari pengakuan diri yang mungkin tak ia dapat dari orang tuanya dengan cara melontarkan komentar-komentar negatif di media sosial.

"Seorang anak yang dekat dengan orang tua mempunyai proses katarsis yang positif ketika ada masalah." 

"Ia berselancar dunia maya dengan komentarnya yang negatif karena akhirnya ada kepuasan batin, pengakuan diri yang bisa jadi tidak ia dapatkan dari sosok orang tuanya," jelasnya.

Maya menilai, hal ini juga disebabkan oleh kontrol dari orang tua yang kurang dalam pemberian fasilitas handphone (HP).

Baca: Anang Hermansyah Pesan Dua Mobil Maung, Ashanty: Satu buat Seserahan, Mertua Kurang Baik Apa Coba

Ia mengatakan, apabila situasi ini terus dibiarkan berlanjut, maka emosi sang anak akan semakin tinggi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved