Minggu, 5 Oktober 2025

Eddy Gombloh, Mencari Ketenangan dengan Kembali ke Yogyakarta

ara penggemar film komedi di tahun 70-an sampai 90-an tentu tidak asing dengan nama Gombloh.

Editor: Sugiyarto
TRIBUNJOGJA.com | KHAERUR REZA
Eddy Gombloh ketika ditemui dikediamannya di Sleman 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM SLEMAN - Para penggemar film komedi di tahun 70-an sampai 90-an tentu tidak asing dengan nama Gombloh.

Setidaknya ada dua Gombloh yang dikenal masyarakat yang satu adalah seorang penyanyi dan satunya adalah pelawak yang sudah membintangi puluhan film yang mayoritas bergenre komedi.

Pelawak yang memiliki nama lengkap Eddy Gombloh Supardi tersebut kini sudah menginjak usia 74 tahun, di usia senjanya dia mencari ketenangan dengan kembali ke tanah kelahirannya di Yogyakarta.

Ditemui Tribunjogja.com di rumahnya di Sono Wetan, Merdiko Rejo, Tempel Sleman Senin (6/7/2015), Gombloh yang masih nampak sehat untuk orang seusianya menyambut dengan ramah, dirinya baru saja selesai menjalani operasi penyakit katarak di RS Sardjito.

Di rumah yang juga difungsikan sebagai tempat usaha foto kopi dan toko alat tulis tersebut berjajar poster-poster dari film-film yang pernah dibintanginya, seperti 'Inem Pelayan Seksi', 'Biang Kerok' '3 Janggo', 'Tukang Ngibul', dan lainnya, nampak pula fotonya saat bersama presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Gombloh yang lahir pada 17 Agustus 1941 di Gondolayu Jetis Yogyakarta akhirnya kembali ke kampung halamannya, setelah 54 tahun merantau hingga membesarkan namanya di Jakarta.

"Sudah 5 tahun kembali ke sini, hawane penak di sini. Di Jakarta kan panas penuh nyamuk banjir lagi," ceritanya.

Ketenaran yang pernah diraihnya sendiri memiliki cerita panjang, berawal dari keikutsertaannya pada panggung pelajar RRI Yogyakarta pada awal tahun 60an akhirnya salah seorang rekannya mengajalnya ke Jakarta pada tahun 1962.

Pria yang memulai karirnya sebagai pemain ketoprak, memulai karirnya di Jakarta sebagai figuran di beberapa film, yang dia sendiri sudah lupa judulnya.

Sebelum akhirnya menjadi bintang utama pada beberapa film yang melambungkan namanya sebagai salah satu legenda lawak Indonesia, bersama teman-teman seangkatannya seperti Benyamin, Ateng, Bagio dan lainnya.

"Sama Benyamin itu yang paling dekat soalnya bareng dari nol, naik becak naik angkot kemana-mana bareng," ujarnya, nampak matanya berkaca-kaca saat menceritakan sahabatnya yang sudah meninggal tersebut.

Waktu yang terus berjalan membuat namanya mulai jarang terdengar apalagi dengan munculnya banyak artis dan pelawak baru.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved