Kisah Muhamad 'Merry' Sadeli, di Balik Kesuksesan Raffi Ahmad
Di balik kesuksesan nama besar aktris Raffi Ahmad, hadir sosok seorang asisten yang hampir setiap saat setia memberi dukungan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di balik kesuksesan nama besar aktris Raffi Ahmad, hadir sosok seorang asisten yang hampir setiap saat setia memberi dukungan.
Merry namanya. Belum banyak yang tahu tentang kehidupan pribadi pria yang mempunyai nama asli Muhamad Sadeli itu.
Terhitung hingga saat ini, Merry bekerja sebagai asisten pribadi Raffi sudah memasuki tujuh tahun. Bukan sebuah pengabdian yang sebentar.
Ceritanya, bermula datang dari kampung ke ibu kota sekitar tahun 1995-1996 lalu, menjadi kisah Merry beradu nasib mengikuti bibinya berjualan sate di wilayah Depok, Jawa Barat. Namun, dagangan sempat anjlok memasuki 1997 masa awal krisis moneter.
Akhirnya, pria kelahiran Madura 14 Juni 1975 tersebut bertemu dengan seseorang yang berprofesi sebagai make up artis dan mengajaknya di bidang pekerjaan itu.
Merry memutuskan berhenti berjualan lalu mencoba mengikuti tawaran sang teman.
Sebab, dirinya merasa yakin atas modal pengalamannya sebagai make up pengantin sewaktu masih bertinggal di kampungnya.
Lambat laun, Merry belajar mengenai cara make up orang bergaya karakter anggun dan antagonis. Akhirnya pada 2001-2004, Dia mulai merambat ke dunia make up sinetron, dan film. Sejak itu, perjumpaan pertamanya dengan seorang artis bernama Raffi Ahmad.
"Pas waktu Raffi ada rispec ke aku, waktu itu Raffi bilang aku perhatian. Waktu itu saya harus make sekitar 20 pemain artis-artis. saya enggak fokus ke Raffi. Cuma Raffi maunya saya terus," ujar Merry kepada Tribunnews.com di kawasan Epicentrum, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (21/6/2015).
Merry dapat membayar sewa kontrakan sendiri di bilangan Depok melalui hasil keringatnya.
Merry menceritakan, dirinya pernah tawaran sebagai asisten presenter kondang itu. Namun, tawaran tersebut sempat ditolaknya. Ia beralasan, merasa tak enak hati karena diminta harus segera tinggal di rumah Raffi. Hingga kemudian datang tawaran kedua.
"Oke kamu sudah nyanggupin yang saya mau. Saya enggak mau tinggal di rumah kamu, tapi jam berapa saya ke rumah kamu, jam ke lokasi syuting saya pertanggung jawabkan dan saya enggak bakal telat," imbuhnya.
"Ahirnya sepakat saya bisa kos sendiri, akhirnya sampai sekarang," tambahnya.
Selain menemani Raffi dalam berbagai kegiatan syuting, Merry sesekali mendapat kesempatan tampil di layar kaca. Ia tak menyangka hal tersebut membawa perubahan yang signifikan dari hidupnya.
"Saya di kampung banyak disepelehin orang, dicemohin orang, dicibir orang. Dari teman-teman yang enggak ker sama saya sekarang pada telepon semua karena sudah sering masuk TV. Dengan sendiri mereka datang sama saya. Teman saya yang dulu enggak mau tahu sama saya jadi pengen tahu siapa saya," ungkapnya.
Waktunya hanya dihabiskan menamani Raffi. Saban hari, waktu istirahatnya kurang dari dua jam yakni sejak pukul 03.00 hingga pukul 04.30 Wib. Namun, pada bulan ramadan dirinya mendapat sedikit leluasa waktu untuk beristirahat.
Merry pun tetap rutin menjalani ibadah puasa meski tak terhindar dari jadwal kerjanya yang padat,"Saya puasa enggak pernah bolong," katanya.
Dia mengaku, nasi dan ikan Tongkol menjadi menu favoritnya sata berbuka puasa.
Merry Ingin Beralih Profesi Sebagai Artis Sinetron
Merry mempunyai keinginan kuat menjadi pemain sinetron. Bahkan, suatu waktu dirinya sempat mendapat tawaran bermain sinetron.
"Saya pernah ikut casting di salah satu PH dan pekan depan sudah mulai persiapan syuting, karena mereka lihat rambut saya botak enggak jadi," terang Merry.
Ia pernah menanyakan mengenai kemampuannya berakting kepada Raffi dan artis yang ada di sekelilingnya. Ia mengaku kerap mendapat inputan yang baik.
Tak hanya itu, Merry mengaku sempat mendapat tawaran oleh manajemen lain memintanya keluar sebagai asisten Raffi. Namun, kesempatan tersebut ditolaknya mentah-mentah.
"Saya disuruh keluar saya enggak mau. Karena Raffi baik sama saya," pungkasnya.
"Saya juga takut enggak laku di dunia begini (artis). Jadi udalah saya sama Raffi aja. Kalau ada kesmepatan Raffi juga selalu ijinin kok," tambahnya.
Merry sudah terlanjur merasa nyaman menjadi asisten pribadi Raffi. Menurutnya, Raffi mempunyai kepribadian yang baik dan jarang marah.
Raffi, kata dia, tipikal orang yang kerap menyembunyikan perasaan kepada orang-orang meski sedang banyak masalah sekalipun.
"Misalnya, Kok kamu gitu, habis itu sudah biasa lagi," ucapnya Merry menirukan gaya pembicaraan Raffi.
Ia tak lupa menaruh harapan, agar Raffi dan teman-teman artis lainnya dapat memberinya support agar mendapatkan pekerjaan, khusunya menjadi bintang iklan iklan, maupun film layar lebar.
Merry Dibesarkan Dari Keluarga Petani
Kedua orang tuanya yang hanya bekerja sebagai petani sudah pisah sewaktu dirinya berada dalam kandungan dua bulan.
Anak bontot dari tiga bersaudara ini hanya menempuh pendidikan terkahir di Pesantren Sanawiyah, atau sederajat dengan tingkat SMP. Lulusan 1992. Menurutnya, orangtuanya tak mampu membiayakan uang sekolah hingga ke tingkat yang lebih tinggi.
"Saya sudah ditinggal bapak dari dalam kandungan. Saya minta ke saudara-saudara saya juga banyak yang enggak mampu," kata Merry yang mengaku mempunyai impian menjadi orang yang sukses, khususnya dalam berwirausaha.
Merry bersyukur atas apa yang didapatnya saat ini. Ia merasa bangga karena dapat membangun rumah dikampung halamannya dari jeri payah penghasilannya selama ini.
Rumah yang sebelumnya hanya berbahan kayu sekarang sudah terbangun tembok lengkap mengunakan keramik di lantai.
Selain itu, Ia juga membangun satu Musholah pada tahun lalu.
Dia mengaku tak lupa menyisipkan pendapatnya untuk dikirimkan kepada sang Ibu sebesar Rp 2 juta setiap bulan.
Merry pernah melarang kepada Ibunya agar tak lagi bekerja sendiri di sawah. Sebab, dirinya mengkhawatirkan kondisi ibunya yang sudah berumur jatuh sakit-sakitan.
"Saya kalau ngomongin masalah itu saya pasti nangis. Karena mengingat perjuangan ibu saya seorang diri memberi nafkah saya dari kecil, mulai dari bayi," kata Merry sambil menitiskan air mata.
"Harapan yang belum tercapai menaikkan haji Ibu saya. Ibu saya ingin berangkat haji bareng saya. Ibu enggak mau berangkat sendiri," sambungnya.
Merry sangat merindukan keluarganya, kendati saat ini dirinya merasa nyaman tinggal di kontrakannya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tak jarang dirinya menghubungi sang Ibu menanyakan kabar untuk mengobatin rasa kangennya itu.
Ia selalu mendoakan agar kedua orangtuanya selalu diberikan kesehatan dan umur panjang oleh Allah SWT.
Selain itu, dirinya berharap karirnya menjadi lebih baik ke depannya.
"Saya juga inginmenyampaikan, semoga Raffi menjadi bapak yang baik dari anaknya, jadi suami yang baik dari istrinya. Dan muda-mudahan dia sehat dan sukses terus. Dan enggak lupa kepada saya," harapnya.