Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Kenangan Konser Penyanyi Lokal

Selain bikin album, sebuah band atau seorang artis belum sah dibilang sebagai band atau artis beneran, kalau belum pernah menjalani tur.

TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Penyanyi solo Ari Lasso tampil menghibur penggemarnya di Botol Musik, Makassar, Sulsel, Sabtu (1/11) dini hari. Eks vocalis Dewa 19 ini menyanyikan puluhan lagu yang tidak asing ditelinga para good fellas (fans Ari Lasso) diantaranya Arti Cinta, perbedaan, penjaga hati, cinta terakhir, aku dan dirimu, rahasia perempuan dan misteri ilahi. Penyanyi solo Ari Lasso tampil menghibur penggemarnya di Botol Musik, Makassar, Sulsel, Sabtu (1/11) dini hari. Eks vocalis Dewa 19 ini menyanyikan puluhan lagu yang tidak asing ditelinga para good fellas (fans Ari Lasso) diantaranya Arti Cinta, perbedaan, penjaga hati, cinta terakhir, aku dan dirimu, rahasia perempuan dan misteri ilahi. Penyanyi solo Ari Lasso tampil menghibur penggemarnya di Botol Musik, Makassar, Sulsel, Sabtu (1/11) dini hari. Eks vocalis Dewa 19 ini menyanyikan puluhan lagu yang tidak asing ditelinga para good fellas (fans Ari Lasso) diantaranya Arti Cinta, perbedaan, penjaga hati, cinta terakhir, aku dan dirimu, rahasia perempuan dan misteri ilahi. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM - Selain bikin album, sebuah band atau seorang artis belum sah dibilang sebagai band atau artis beneran, kalau belum pernah menjalani tur.

Sehingga tak arang kita lihat, ada tur yang sama sekali nggak berkaitan dengan promo rilis album terbaru.

Bentuknya pun berkembang menjadi beraneka ragam. Selain tur yang menampilkan satu band/artis, dengan beberapa pembuka, ada pula yang menampilkan segambreng artis dengan berbagai gimmick . Hal yang sama, juga terjadi di negeri ini.

Berbarengan dengan booming “industri” musik di paruh kedua era ’90-an, konsep tur ekstensif juga mulai diperkenalkan. Berpuluh-puluh kota dari Sabang hingga Merauke saat itu disatroni bergantian oleh band-band atau artis yang punya umat segudang.

“Dewa tahun 1997 itu sempat jalan tur ke sekitar 26 kota, lalu waktu gue sudah nggak sama mereka, juga pernah jalan bareng di tur Atas Nama Cinta sekitar 24 kota. Sama ADA Band juga pernah tuh sekitar 36 kota. Sendiri juga pernah, Mengejar Matahari Tour 2005 , ke 12 kota,” ungkap Ari Lasso.

Adalah kekuatan sponsor, yang diakui Lasso, yang memungkinkan pola tur seperti itu berlangsung pada masa itu. Ya. Sebelum “terganjal” Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012, produsen rokok menjadi sponsor yang paling dominan dalam membiayai gelaran musik. Termasuk tur-tur ekstensif macam yang disebutkan di atas.

Memasuki pertengahan dekade 2000 hingga 2010, seiring dengan perubahan drastis di “industri” musik kita, konsep tur ekstensif mulai berangsur surut. Selain saat itu label (dan artis) mulai lebih fokus mikirin singel buat dijual sebagai nada sambung pribadi, yang artinya jumlah rilisan album mulai menurun, ada perubahan tren yang cukup masif.

Banyak band baru yang muncul, dan menjadi over-night sensation, alias sensasi sekejap. Tapi karena sifatnya yang sekejap itu, band-band atau artis itu sayangnya belum cukup kuat untuk dibuatkan tur sendiri.

“Aku inget, (tahun) 2007 itu, Soekamti lagi berat-beratnya. Kami kalah pamor sama band-band ‘melayu’ itu. Jadinya nggak banyak diajak tur lagi. Bersama dengan itu, muncul konsep,” kenang Erix Soekamti.

Satu panggung keroyokan yaitu konsep tur yang melibatkan nggak hanya satu atau dua nama, melainkan semacam festival mini yang menghadirkan lebih dari lima penampil dalam sekali pergelaran. Nama-nama acara macam Gigsteria, Soundsation atau lainnya, mewabah sejak saat itu menggantikan nama artis yang tadinya jadi jualan utama.

Sumber: Hai-online.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved