Selasa, 7 Oktober 2025

Coming Soon

Bisnis Tionghoa Berbalut Kisah Cinta di Film Love & Faith, Inilah Video Trailer-nya

Ini rekaman trailer film "Love & Faith" kisah cinta di sela urusan bisnis Tionghoa.

TRIBUNNEWS.COM -Hidup manusia modern tak bisa lepas dari jasa perbankan. Tak pernah terbayangkan bahwa perjuangan sebuah bank untuk tumbuh menjadi besar membutuhkan pengorbanan serta kerja keras dari para pendirinya.

Dari film ini, penonton bisa menyaksikan tapak sejarah awal pendirian sebuah bank hingga meraksasa, berbalut kisah cinta.

Film Love and Faith dibuat berdasarkan kisah nyata tokoh pengusaha perbankan yang hari ini memiliki aset Rp 100 triliun. Dari film ini, kita belajar bahwa tak ada kesuksesan instan. Tahapan dalam hidup kadang pahit dan pedih, namun harus tetap dijalani dengan penuh keberanian. Kunci sukses terletak pada semangat untuk terus bangkit meski seolah terbentur jalan buntu.

Berkaca dari jatuh bangun pengalaman hidup Kwee Tjie Hoei atau Karmaka yang diperankan Rio Dewanto, generasi muda ditempa agar tak mudah menyerah.

Selalu ada jalan keluar meskipun terkadang seperti tertutup awan hitam. Dari bank yang hampir bangkrut, Kwee membangun bisnisnya hingga kini dikenal sebagai Bank NISP.

Karena itu, penulis novel berjudul Tidak Ada yang Tidak Bisa, Dahlan Iskan, yang mendasari lahirnya film ini menyarankan anak-anak muda untuk menonton film ini yang tayang sejak Kamis (5/3).

”Saya puas menonton film ini. Semua kesuksesan hanya bisa dicapai oleh anak muda. Harus kerja keras. Ini tontonan buat anak muda,” kata Dahlan.

Ketertarikan Dahlan membuat novel tentang kisah hidup Karmaka dimulai ketika ia menjalani transplantasi hati. Kala itu, Karmaka datang mengunjunginya dan bercerita pernah mengalami hal serupa beberapa tahun lalu. Dahlan kemudian tertarik membukukan kisah hidup Karmaka. Butuh waktu penulisan selama satu bulan sebelum novel tersebut lahir.

”Enggak butuh usaha keras. Saya penulis yang beliau (Karmaka) senangi. Dengan persepsi dia suka tulisan saya, tidak sulit bagi saya untuk meyakinkan,” ujar Dahlan seusai menonton pementasan perdana Love and Faith.

Tak jauh dari pengalaman persentuhan secara pribadi, produser film Love and Faith, Frans Limasnax, terpesona pada kisah dalam novel yang ditulis Dahlan. Novel itu pula yang membangkitkan semangat istrinya yang kala itu sakit keras. Akhirnya, Frans memutuskan memproduksi film berdasarkan kisah nyata Karmaka.

Sejak kecil, Kwee Tjie Hoei yang akrab disapa Kwee telah menjadi tulang punggung keluarga. Lahir di Tiongkok, lalu merantau mengikuti ayahnya ke Bandung, Kwee bekerja sebagai guru, buruh pabrik, dan pengajar les privat. Hanya lulus pendidikan sekolah menengah atas, ia berhasil membiayai kuliah kedokteran adiknya, Kwee Tjie Ong, yang diperankan Dion Wiyoko.

Perjalanan hidup membawanya menjadi menantu seorang pengusaha kaya. Mertuanya yang merupakan pemilik saham terbesar sebuah bank memintanya memperjuangkan kelangsungan hidup perusahaan. Hanya lulus SMA dan otodidak belajar dari buku-buku peninggalan sang mertua, Kwee berjuang membebaskan bank dari korupsi.

Tatapan mata

Dalam perjalanan memperbaiki kondisi bank keluarga, Karmaka dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Ia harus menghadapi gelombang kemarahan dari para nasabah bank. Protes pun berdatangan dari serikat pekerja perusahaan. Langkahnya makin berat diterpa badai krisis ekonomi tahun 1960-an.

Mengambil latar Bandung pada era 1960-an, film ini menyajikan gambaran kota tua nan cantik. Gedung-gedung karya arsitektur zaman Belanda dengan mobil-mobil kuno yang berseliweran di jalan raya. Penataan lokasi shooting agar menyerupai masa lalu menjadi pekerjaan rumah yang menyenangkan bagi sang sutradara, Benni Setiawan.

Halaman
12
Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved