Soal Pembatasan Film Impor KADIN Harus Berdiskusi dengan Orang Film
Penolakan terhadap usulan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia tentang pembatasan film impor semakin meluas
Kata@haifachrns, “Apapun, kita harus tolak pembatasan film impor@kaskusfovies @MoviegoersID.” Dan, tidak hanya di Jakarta.
Di Purbalingga, Nanki Nirmanto, Manajer Program Cinema Lovers Community (CLC) juga berpandangan serupa. Dia mengatakan, bahwa jika pembatasan film impor dilakukan, maka film Indonesia justru akan semakin sulit berkembang, karena kehilangan referensi.
Dengan demikian, film Indonesia akan semakin ketinggalan dan tujuanuntuk meningkatkan kualitas film nasional serta jumlah penonton, malah tidak akan tercapai.
“Film Indonesia akanseperti katak dalam tempurung,” katanya.
Nanki menambahkan, bahwa pembatasan film impor tidak akanmembawa pengaruh apapun kepada dunia film Indonesia.
Terlebih, jika tidak diimbangi dengan usaha pemerintah untukmengembangkan film, termasuk akses menonton film di daerah, serta jika tidak ada edukasi untuk menjadikan penonton film Indonesia menjadi penonton yang cerdas.
“Di Purbalingga sajatidak ada gedung bioskop. Maka, kami melakukan jemput bola melalui layar tancap dengan menghadirkan film-film bermutu,” katanya.
Di Wonosobo, Nurudin Ardiyanto, pemilik Dieng Cinema jugapesimistis bahwa pembatasan film impor bisa meningkatkan produksi film nasional dan jumlah penonton.
“Saya tidak yakin, apakah pelarangan tersebut akan meningkatkan posisi tawardengan film asing. Karena, saat ini masyarakat bisa dengan mudah memperoleh dari televisi dan teknologi internet,” katanya.