Artis Berpolitik
Pemilu 2009 Eko Patrio Bermodal Rp 375 Juta, Tahun Depan Berapa?
Eko Patrio mengaku habiskan modal Rp 375 juta pada Pemilu 2009. Hmm, tahun depan dia siap-siap duit berapa ya?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah artis meramaikan panggung politik di Pemilu 2014. Partai-partai mengandalkan artis sebagai pendulang suara pada pesta politik lima tahunan itu.
Namun, Eko Hendro Purnomo atau yang akrab dipanggil Eko "Patrio" membantah jika artis dengan mudah melenggang ke Senayan. Menurut Anggota DPR asal PAN itu, untuk terpilih sebagai wakil rakyat tidak bisa hanya mengandalkan popularitas.
"Popularitas hanya sekian persen, kecil," kata Eko Patrio di Jakarta, Minggu (28/4/2013).
Eko mengatakan terpenting bagi caleg meskipun ia seorang selebritis adalah bagaimana ia rutin mendatangi daerah pemilihannya. Eko sendiri menjadi Bacaleg dari PAN daerah pemilihan Jatim VIII.
"Artinya di dapilnya butuhkan apa sih. Kalau ada dialog komunikasi, serap aspirasinya. Itu sudah 50 persen itu modal. Kalau ngetop cuman 10 persen. Kalau sudah ke lapangan bisa 50 persen artinya dia harus punya integritas punya kapasitas kapabilitas," kata Eko.
Ia juga mengingatkan banyaknya artis yang juga tidak terpilih pada Pemilu 2009. "Kalau cuma andalkan popularitas tidak terpilih. Ingat 2009, artis yang maju tapi tidak terpilih. Karena niatnya masih minta dilayani, kalau sekarang harus turun," tuturnya.
Eko mengatakan pada Pemilu 2009, ia mengeluarkan dana kampanye sebanyak Rp 375 juta. Dengan modal yang ada dan Dapil yang sama, ia memperkirakan dana kampanye pada Pemilu 2014 akan turun.
"Kenapa bilang turun? Karena saya sudah punya modal jaringan lima tahun. Banyak program pemerintah yang saya komunikasikan," ujar komedian itu.
Namun, ia mengakui terdapat pembengkakan biaya pada alat peraga kampanye seperti spanduk dan umbul-umbul. Mengenai nomor urut caleg, Eko mengaku tidak mempermasalahkannya.
Pasalnya, kata Eko, sekarang pemilu menganut sistem suara terbuka. "Sekarang tidak terpengaruh nomor urut, satu sampai lima tidak pengaruh paling pskologis yang punya no urut. Yang masalah kalau dia tidak turun," katanya.
Eko mengaku setiap masa reses selalu turun ke Dapilnya yang meliputi Nganjuk, Jombang dan Mojokerto. Ia selalu mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat disana.
"Kalau ada pengajian ikut ngaji, kalau ada pesta panen padi kita juga dateng. Banyak diskusi kita komunikasikan, program empat pilar kita turun juga," tukasnya.