Edwin 'Cokelat': Industri Seperti Takut dengan Musik Rock
Edwin kemudian menuturkan banyak musisi rock di Indonesia yang bergerak secara independen atau istilah kerennya indie.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai musisi sekaligus produser band, gitaris Cokelat band, Edwin Marshal Syarif, menilai musik rock di Indonesia kurang mendapatkan tempat sebagai musik hiburan di televisi maupun radio.
"Sekarang lahannya susah. Slotnya sedikit. Industri seperti takut dengan musik rock, takut nggak ada yang mendengarkan. Padahal zaman dulu musik rock sangat booming," ujar Edwin, Senin (5/12/2011), saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Melihat kenyataan tersebut, Edwin kemudian menuturkan banyak musisi rock di Indonesia yang bergerak secara independen atau istilah kerennya indie. Pasar mereka segmented atau hanya sebatas komunitas. Mereka bertahan dengan cara seperti itu.
Makanya, sebisa mungkin sebagai produser Edwin mencoba mengorbitkan Klaxxon, band asal Balikpapan, Kalimantan Timur yang beraliran pop rock untuk menembus industri musik Indonesia.
Meskipun kenyataannya sekarang grup vokal dengan format boyband dan girlband, serta band Melayu, memang seperti halnya jamur di musim hujan. "Makanya, kalau sekarang harus dicekokin (musik rock)," serunya.
Edwin juga percaya bahwa musik rock tidak akan pernah tenggelam termakan oleh zaman. Diakuinya, saat ini musik rock lebih banyak untuk konsumsi off air ketimbang siaran di televisi. "Off air, band-band rock jalan ya. Kalau radio, teve, nggak tahu deh. Nggak jalan kayaknya sekarang," tandasnya.