Rabu, 1 Oktober 2025

1 Sya'ban Jatuh Pada Minggu 7 April 2019, Bagaimana Hukum Berpuasa Setelah Nisfu Sya'ban?

Hari pertama bulan Sya'ban jatuh pada Minggu (7/4/2019). Bagaimana hukum puasa setelah Nisfu Sya'ban? Simak selengkapnya di sini!

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Pintu Islami
Hari pertama bulan Sya'ban jatuh pada Minggu (7/4/2019). Bagaimana hukum puasa setelah Nisfu Sya'ban? Simak selengkapnya di sini! 

baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban.

Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.”

Alasan ulama melarang puasa setelah nisfu Sya’ban dikarenakan pada hari itu dianggap hari syak (ragu), karena sebentar lagi bulan Ramadhan tiba.

Khawatirnya, orang yang puasa setelah nisfu Sya’ban tidak sadar kalau dia sudah berada di bulan Ramadhan.

Ada juga ulama yang mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban dilarang agar kita bisa menyiapkan tenaga dan kekuatan untuk puasa di bulan Ramadhan.

Meskipun dilarang, ulama dari mazhab Syafi’i pun tetap membolehkan puasa sunnah bagi orang yang terbiasa mengerjakannya.

Seperti mengerjakan puasa senin dan kamis, puasa ayyamul bidh, puasa nadzar, puasa qadha, ataupun orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar.

Baca: Ini Tempat-tempat yang Disinggahi Nabi Muhammad Saw di Malam Isra Miraj

Baca: Hikmah Isra Miraj, Perjalanan Satu Malam Nabi Muhammad Mendapat Perintah Salat 5 Waktu

Sementara menurut ulama lain, khususnya selain mazhab Syafi’i, hadis di atas dianggap lemah dan termasuk hadis munkar, karena ada perawi hadisnya yang bermasalah.

Dengan demikian, sebagian ulama tidak melarang puasa setelah nisfhu Sya’ban selama dia mengetahui kapan masuknya awal Ramadhan. Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan:

وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر

“Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah nishfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah nishfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar”

Dengan demikian, ulama berbeda pendapat terkait hukum puasa sunnah mutlak setelah nisfu Sya’ban, karena mereka berpeda pendapat dalam memahami dan munghukumi hadis larangan puasa setelah nisfu Sya’ban.

Akan tetapi, pada sisi lain, mereka sepakat akan kebolehan puasa sunnah bagi orang yang sudah terbiasa melakukannya, seperti puasa senin kamis, puasa daud, puasa dahar, dan lain-lain.

Dibolehkan juga puasa bagi orang yang ingin membayar kafarah, qadha puasa, dan orang yang ingin melanjutkan puasa setelah puasa nisfu Sya’ban.

Baca: Berikut Kumpulan Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab 1440 Hijriyah yang Bisa Diamalkan

Baca: Bacaan Shawalat Nabi Muhammad SAW yang Baik Dilantunkan Setiap Hari Jumat

Berikut 3 keistimewaan dari malam Nisfu Sya'ban

Doa
3 keistimewaan dari malam Nisfu Sya'ban (nu.or.id)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved