Erupsi Gunung Agung
Fakta-fakta Erupsi Gunung Agung Bali Kamis 10 Januari 2019
Gunung Agung, Bali, erupsi pada Kamis 10 januari 2019 19.55 WITA, berikut ini fakta-fakta erupsinya Gunung Agung hingga imbauan kepada warga
Berikut rangkuman dari Tribun bali.
Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian.
Kemudian tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
4. Baru saja erupsi
Catatan Tribun Bali, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, pun baru saja erupsi sekitar pukul 04.09 WITA, Minggu (30/12/2018).
Ketinggian abu Giri Maha Tohlangkir tidak teramati lantaran kondisi gunung tetutup kabut.
Amplitudo erupsi maksimun 22 mm dengan durasinya 3 menit 8 detik.
Jro Mangku Wayan Sukra, warga asli Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat mengatakan, erupsi terjadi begitu cepat. Tak ada tanda sebelum erupsi.
Seperti bunyi dentuman serta gemuruh. Suara letusan tak terdengar sama sekali.
"Kalau saya tak mendengar apapun sebelum dan saat erupsi. Tiba-tiba erupsi," kata Mangku Wayan Sukra, pria yang tinggal di radius lima kilometer dari puncak.
Penyebaran abu sekitar lereng Gunung Agung, Baanjar Sogra, juga tidak nampak.
Ditambahkan, warga lereng gunung tetap beraktivitas seperti biasanya.