Pesawat Lion Air Jatuh
3 Fakta Terbaru Jatuhnya Pesawat Lion JT 610, Hidung Pesawat Turun 24 Kali
Komite Nasional Keselamatan Transportasi membeberkan sejumlah fakta terbaru terkait temuan awal jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Rabu (28/11/2018).
TRIBUNNEWS.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi membeberkan sejumlah fakta terbaru terkait temuan awal jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Rabu (28/11/2018).
Keterangan ini disampaikan oleh KNKT setelah melakukan pengecekan pada flight data recorder pesawat.
KNKT menyebut temuan ini merupakan laporan awal pasca 30 hari kejadian, bukan merupakan kesimpulan dari kecelakaan.
Berikut tiga fakta terbaru dalam temuan awal jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dilansir dari Kompas.com, Rabu (28/11/2018).
Baca: KNKT Umumkan Temuan Awal Investigasi Lion Air PK-LQP
1. Hidung pesawat turun 24 kali dalam 11 menit
Data dari kotak hitam flight data recorder (FDR) menunjukkan adanya penurunan secara otomatis hidung pesawat hampir 24 kali dalam 11 menit sebelum pesawat tersebut jatuh.
Sebelum hilang kontrol, pilot dan kopilot berulang kali membawa naik kembali pesawat.
Pesawat Lion Air JT 610 kemudian menukik 700 kilometer per jam sebelum menghantam laut.
Perhatikan grafik berikut.

Grafik oranye menunjukkan trim automatic, terhitung hidung pesawat turun lebih dari 20 kali dalam 11 menit.
Grafik biru menunjukkan trim manual, upaya pilot untuk menaikkan hidung pesawat.
2. Lion Air JT 610 tak layak terbang saat tempuh Denpasar-Jakarta
Hasil investigasi KNKT pada black box pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP menyatakan, pesawat tersebut tidak layak terbang pada 28 Oktober 2018 saat menempuh rute Denpasar-Jakarta.
Sesaat sebelum penerbangan hingga selama penerbangan, stick shaker aktif.
Hal ini diketahui dari catatan pada flight data recorder (FDR).
KNKT menyebutkan seharusnya penerbangan rute ini tidak dilanjutkan.
Saat pesawat mencapai ketinggian 400 kaki, pilot menyadari adanya peringatan primary glight display (PFD) mengenai kecepatan yang berubah-ubah.
Kemudian, pesawat tersebut mengalami penurunan otomatis pada hidung pesawat.
Kopilot mengambil alih penerbangan manual hingga mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.
Setelah mendarat, pilot melaporkan permasalahan pada teknisi.
Keesokan hari, pesawat tersebut terbang dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang.
3. Sebelum jatuh, pesawat mengalami 6 masalah
Sejak 3 hari sebelum pesawat ini jatuh, Lion Air JT 610 telah mengalami masalah.
Selama 3 hari tersebut, ada enam masalah yang dialami pesawat.
Enam masalah yang terjadi berkaitan dengan masalah indikator kecepatan dan ketinggian pesawat.
Hal ini diketahui berdasarkan data perawatan pesawat.
KNKT juga memberikan keterangan jika insiden yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 610 merupakan multiple failure.
"Pilot menghadapi berbagai kerusakan dalam waktu yang sama," kata Nurcahyo Utomo, Kepala Subkomite Penerbangan KNKT, Rabu (28/11/2018).
Saat ini KNKT masih menyelidiki sensor Angle of Attack (AoA).
Sensor ini mendeteksi sudut kemiringan hidung pesawat ketika terbang.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT610 registrasi PK LQP rute Jakarta-Pangkal Pinang yang mengangkut sebanyak 181 penumpang dan 8 orang awak jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
(Tribunnews.com/ Miftah)