Gempa di Sulteng
Pramugari Garuda Bagikan Kisah saat Gempa dan Tsunami Melanda Palu, hingga Kini Masih Gemetaran
Pramugari Garuda Indonesia membagikan kisahnya saat berada di Palu ketika gempa dan tsunami melanda. Ia mengaku masih trauma.
Semua tamu hotel juga terlihat panik keluar dari kamar untuk menyelamatkan diri mereka.
Baca: 1 Atlet Paralayang Korban Gempa Kembali Ditemukan

Di tengah-tengah usaha menyelamatkan diri bersama tamu hotel lainnya, Tria tiba-tiba diperingatkan oleh seorang pria.
Tria diminta untuk berbalik ke arah atap hotel karena adanya tsunami.
Melihat kondisi sedemikian rupa, Tria mengaku hanya bisa pasrah jika ia meninggal.
"Aku sendirian, ga punya siapa-siapa, yang dipikir cuma 'Kalau aku meninggal di sini, antara meninggal tertimpa runtuhan atau aku hanyut tersapu tsunami'.
Seenggaknya aku sebelum mandi barusan sudah pamit sama Dendy dan sebelum berangkat terbang sudah pamit sama mamaku."
Belum habis rasa panik Tria dan tamu hotel lainnya, tsunami lebih besar kembali datang sehingga mereka berpindah tempat berlindung.
Staf hotel meminta semua tamu naik ke atap hotel lebih tinggi, yang merupakan tempat meletakkan genset.
Saat itu Tria menyebutkan semua kru pesawat kecuali Kartika dan seorang purser.
Kartika dan seorang purser tersebut diketahui mengungsi ke puncak bukit.
Tria mengungkapkan semua kru berhasil berkumpul bersama setelah berada di tempat pengungsian di Masjid Agung Palu.
Baca: Pasha Ungu Minta Istrinya Tinggalkan Palu karena Sudah Ada Penerbangan, Begini Jawaban Adelia
Tria bersama pengungsi lainnya kemudian dipindahkan ke posko buatan warga yang berada di sekitar Bandara Mutiara Sis Al-Jufri.
Ia juga membagikan foto-foto selama berada di Masjid Agung bersama pengungsi lain sebelum akhirnya bertolak ke Makassar untuk pulang ke Jakarta.

Bersama 220 pengungsi lainnya, Tria diangkut ke Makassar menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.
Beruntung Tria bisa pulang ke Jakarta, berkumpul kembali bersama keluarga.