Rabu, 1 Oktober 2025

Pin Emas Dari BPK Penabur Untuk Dr. Carina Citra Dewi Joe, Ph.D.

Dr. Carina Citra Dewi Joe, Ph.D. atau yang akrab disapa dengan panggilan Carina Joe, merupakan Generasi Best BPK Penabur, pemegang hak paten vaksin

Editor: Toni Bramantoro
Dok. pribadi
Dr. Carina Citra Dewi Joe, Ph.D. atau yang akrab disapa dengan panggilan Carina Joe, merupakan Generasi Best BPK Penabur, pemegang hak paten vaksin Covid-19 - AstraZeneca, menerima Pin Emas dari Yayasan BPK Penabur pada Senin minggu lalu di Mercure Hotel, Ancol. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dr. Carina Citra Dewi Joe, Ph.D. atau yang akrab disapa dengan panggilan Carina Joe, merupakan Generasi Best BPK Penabur, pemegang hak paten vaksin Covid-19 - AstraZeneca, menerima Pin Emas dari Yayasan BPK Penabur pada Senin minggu lalu di Mercure Hotel, Ancol.

“Kami memberikan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas peran serta Carina Joe dalam membantu penanganan Covid-19 di Indonesia serta dunia dan sebagai salah satu bentuk apresiasi BPK Penabur kepada salah seorang alumni yang memberikan dampak bagi sesama,” ungkap Ketua Umum Yayasan BPK Penabur, Adri Lazuardi.

Adri Lazuardi mengatakan BPK Penabur sangat bangga atas prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh Carina Joe. Menurut Adri, Carina Joe telah berjasa besar bagi dunia dengan menemukan vaksin Covid-19, AstraZeneca yang telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia.

Alumni SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, lulusan 2005, yang merupakan Senior Postdoctoral Research Scientist di bidang Pengembangan Vaksin dengan fokus pada vaksin vektor virus di University of Oxford.

Carina bekerja secara terus-menerus dalam proses manufaktur untuk vaksin Adenovirus-vectored serta memainkan peran kepemimpinan dalam beberapa proyek kolaboratif internasional dengan mitra industri.

Ia juga berkontribusi pada pengembangan fasilitas Bio Process and Analytical Development (BiPAD) yang didirikan untuk meningkatkan terjemahan temuan penelitian medis guna meningkatkan hasil pasien.

Carina Joe meraih gelar master dan Ph.D. di bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. Sebelum bergabung dengan Oxford University, ia pernah bekerja di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO).

Di Jenner Institute, Carina menginvestigasi metode-metode yang lebih baik dalam manufaktur vaksin, termasuk vektor adenovirus. Ia dikenal sebagai salah satu pemilik paten vaksin COVID-19 AstraZeneca dalam manufaktur skala besar.

Dalam wawancara, Carina Joe menceritakan studi yang ia tempuh sepanjang perjalanan karier ilmiahnya. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA dalam waktu dua tahun melalui program akselerasi di SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, kemudian melanjutkan studi S1 di bidang Bioteknologi di Hongkong, Australia, dan bekerja di Oxford, Inggris.

Di Inggris, Carina Joe ditugaskan untuk menangani proyek pengembangan vaksin COVID-19 karena dianggap sebagai ahli di bidangnya. Memiliki pengalaman bekerja di industri selama tujuh tahun dan fokus pada pengembangan produk skala besar untuk standar manusia. Selama masa studi doktoralnya di Australia, ia mempelajari teknologi vaksin.

Carina menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan vaksin, termasuk bekerja sendiri dan menghadapi deadline yang sangat ketat. Berkat karakter yang dibentuk selama masa pendidikan di SMAK 1, Carina Joe mampu menghadapi tantangan tersebut dengan disiplin, pantang menyerah, dan problem-solving.

Ia mengenang akan gurunya, Ibu Lili yang memperkenalkan kepadanya tentang bidang baru yang pada waktu itu masih jarang terdengar di sini tetapi di luar negeri sedang booming yaitu bioteknologi.

Carina Joe mengakui Ibu Lili sang guru yang tanpa disadarinya memberi motivasi lewat presentasi biologi. “Ketika Carina Joe masih duduk di bangku SMA dan belajar biologi, dia adalah siswa yang sopan, rendah hati, rajin serta ulet,” tutur Ibu Lili.

“Saya mengajarnya selama dua tahun, saat itu ia ada di kelas akselarasi SMAK 1 Penabur Jakarta. Saya sangat bangga oleh prestasi besar yang telah dicapainya. Biarlah Carina Joe tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan senantiasa bersyukur terhadap Tuhan meskipun telah mendapat prestasi yang sangat membanggakan. Saya mendoakan ia semakin sukses dalam mencapai cita-citanyanya dan Tuhan senantiasa mengiringi setiap langkah Carina Joe,” papar Ibu Lili menutup percakapannya.

Pengalaman belajar di SMAK 1 juga melatihnya untuk tidak panik dalam menghadapi masalah, tetapi menjadi tenang (clear mind) sehingga ia bisa lebih objektif dalam menganalisa dan memutuskan langkah-langkah yang tepat yang harus dilakukan agar dapat mengatasi masalah tersebut. Vaksin yang dikembangkan oleh Carina bersama timnya telah berhasil mencapai tingkat keberhasilan 80 persen dan telah didistribusikan sebanyak lima miliar dosis sejak 2021.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved